Mohon tunggu...
valent tyaniko
valent tyaniko Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Jauh dari kata sempurna

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Persepsi: Hargai jika Berbeda

29 September 2020   12:22 Diperbarui: 29 September 2020   15:35 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang ada dipikiran kalian ketika pertama kali melihat sosok orang yang ada di foto tersebut? Apakah orang yang erat kaitannya dengan kekerasan? Preman? Jagoan? Tukang buat onar? Kriminal? Atau mungkin hal lainnya yang berkaitan dengan hal-hal negatif? Sayangnya semua pikiran itu kurang tepat, beliau adalah Agus Sutikno seorang pendeta yang berasal dari semarang. 

Pikiran-pikiran yang muncul dalam benak kita pada awal melihat foto tersebut baik itu pikiran  positif maupun negatif merupakan hasil dari sebuah persepsi. Meskipun pikiran yang muncul tersebut kurang tepat, namun dalam persepsi tidak ada yang salah. Mengapa demikian? 

Sebelum kita membahas lebih jauh lagi mengenai persepsi, ada baiknya kita bahas lebih dahulu apa itu persepsi dan hal apa saja yang mempengaruhi persepsi manusia sehingga tiap individu bisa saja memiliki persepsi yang berbeda-beda mengenai suatu hal.

Menurut samovar (2017), persepsi merupakan cara pandang atau bagaimana kita memahami dunia dan membangun realitas dengan cara menerima, mengidentifikasi, dan mengevaluasi pesan melalui indera kita. Adapun hal-hal yang mempengaruhi persepsi sehingga persepsi tiap orang dapat berbeda-beda antara lain adalah, pengalaman, pengatahuan, lingkungan, budaya, sejarah, dan agama. 

Jika kita kembali melihat foto dari pendeta Agus sutikno, persepsi yang muncul dalam pikiran kita tentunya memiliki kaitan erat dengan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi tersebut. Bisa saja kita memiliki persepsi yang negatif kepada sosok pendeta Agus Sutikno karena sebelumnya kita memiliki pengalaman buruk ketika melihat orang bertatto seperti preman, perampok, atau bahkan pemeran tokoh kriminal dalam sebuah film. Sebaliknya, kita bisa juga  memiliki persepsi positif karena sebelumnya kita memiliki pengalaman positif terhadap orang bertatto. 

Dilihat dari perumpamaan diatas, dapat kita lihat bahwa persepsi memiliki karakterisik yang tidak akurat dan subjektif tergantung pada latar belakang orang tersebut dalam melihat dan menilai sesuatu hal yang ada. Kemudian masalah yang muncul karena persepsi merupakan hal yang subjektif dan tidak akurat, terkhusus bagi kita yang tinggal di negara yang memiliki kekayaan akan keberagaman adalah munculya banyak persepsi yang berbeda sehingga bukan tidak mungkin dari perbedaan persepsi akan timbul permasalahan atau konflik baru. 

Sebenarnya perbedaan persepsi ini merupakan hal wajar yang sering kita jumpai dalam kehidupan kita sehari-hari, sehingga penting bagi kita untuk menumbuhkan sikap toleransi dan menghargai keberagaman pengalaman, pengatahuan, lingkungan, budaya, sejarah, dan agama yang ada karena sejatinya tidak ada persepsi yang salah, yang ada hanyalah persepsi yang berbeda.

#kabuajy05

Daftar Pustaka

Samovar, Larry A, Richard E. Porter, Edwin R. McDaniel. (2017). Communication Between Cultures. Boston: Cengange Learning US.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun