Mohon tunggu...
VALENTINUS JAIK
VALENTINUS JAIK Mohon Tunggu... Guru - I am a Teacher

A simple person. (Be grateful Be original and give the best)

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Belajar dan Berbaur dengan Alam

7 Januari 2021   10:00 Diperbarui: 9 Oktober 2022   17:36 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pendidikan pada dasarnya adalah suatu wahana yang di dalamnya terdapat proses, interaksi, rencana, tujuan dan kegiatan evaluasi yang didesain sedemikian rupa demi tercapainya suatu keberhasilan. 

Wujud nyata dari kegiatan yang terjadi dalam pendidikan biasanya akan terlihat melalui perubahan pada seseorang baik dari aspek pengetahuan, sikap maupun keterampilan. Akan terlihat perbedaan yang cukup signifikan antara before and after seseorang mengenal dunia pendidikan dan mengikuti segala proses yang terjadi di dalamnya. 

Bisa dikatakan pendidikan adalah suatu proses memanusiakan manusia. Pentingnya peran pendidikan untuk membentuk manusia yang berkompeten adalah hal yang harus diperhatikan oleh setiap individu dari semua golongan.

Pendidikan di Indonesia selama ini sudah berjalan dengan baik. Kurikulum 2013 yang di terapkan di setiap satuan pendidikan memiliki paket lengkap pada proses penilaian dan diharapkan mampu menghasilkan manusia yang berkompeten dalam bidangnya, sehingga seharusnya setiap individu yang telah melalui setiap proses dalam dunia pendidikan memiliki kompetensi kategori baik yang tercermin melalu pola pikir, sikap dan perilakunya terhadap orang lain, serta keterampilannya dalam menghasilkan suatu produk. Selain itu, output dari proses yang dilalui seseorang dalam dunia pendidikan adalah terlahirnya individu yang kreatif dan inovatif.

Berbicara tentang pendidikan di Indonesia, Papua adalah salah satu pulau yang cukup sering disoroti dalam mengukur keberhasilan dan ketercapaian prestasi siswanya. 

Sistem pendidikan yang diterapkan secara nasional saat ini sudah berjalan maksimal, namun bisa saya katakan masih ada beberapa topik yang kurang sesuai dengan kondisi dan keadaan setiap daerah dan bisa dikatakan hal ini menjadi salah satu penyebab ketercapaian hasil belajar siswa belum mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal. 

Sebagai guru kelas, saya sering mengalami kesulitan saat hendak mengajarkan beberapa topik materi. Misalnya, saat saya mengajar muatan pelajaran ilmu pengetahuan alam tentang kenampakan alam. Konsep yang sudah saya rancang adalah memberikan penjelasan secara umum tentang kenampakan alam dan contoh-contohnya (sungai, danai, pantai, gunung, dll). Ternyata cukup sulit bagi murid-murid saya untuk memahami dan mengingat materi yang telah diajarkan. 

Kondisi geografis papua bagian selatan yang merupakan daerah dataran rendah membuat siswa sulit membayangkan bentuk nyata dari beberapa contoh kenampakan alam di Indonesia seperti gunung. Cukup disayangkan ketika mereka hanya terdiam saat diberi pertanyaan tentang materi yang telah mereka dapatkan di hari-hari sebelumnya. 

Hal ini mengingatkan saya, betapa pentingnya learning experience, sehingga pembelajaran akan menjadi lebih bermakna karena siswa setidak-tidaknya pernah melihat secara langsung bentuk kenampakan alam seperti gunung. 

Saya mencoba mencari solusi terhadap permasalahan ini. Saya mengajak siswa-siswa saya untuk bermain di luar kelas, mengumpulkan tanah dan membuat bentuk gunung yang seperti kerucut. Walaupun dalam ukuran yang kecil, setidaknya mereka memiliki gambaran yang cukup jelas. 

Penggunaan metode dan alat/media pembelajaran yang tepat, akan sangat berperan dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Pemilihan metode dan alat/media pembelajaran harus sesuai dengan karakeristik siswa dan kondisi geografis daerah masing-masing. Sehingga pembelajaran yang tercipta, akan lebih tepat sasaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun