Mohon tunggu...
Tovanno Valentino
Tovanno Valentino Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya Seorang Pemimpi

Hanya Seorang Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Memperoleh Perlakuan (Hak) Istimewa Sosial, Tanpa Diskriminasi

17 Januari 2022   02:04 Diperbarui: 21 Januari 2022   13:30 3592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi privilege. (sumber: shutterstock via kompas.com)

Saya terus-menerus belajar untuk menantang posisi saya di kehidupan ini, dan memahami ketidakseimbangan kekuatan yang menjadi bagian saya.

Bagaimana dengan persaingan bisnis? Ya saya harus jujur, ketika mencoba untuk menggarap beberapa proyek dimana saya menjadi penasehat walikota dan wakil gubernur. 

Bim sala bim, sekalipun mengikuti tender (tapi kebanyakan penunjukan), saya memperoleh proyek dengan sangat mudah.  Ini praktek KKN bukan sih? Karena semua sudah disetting oleh ASN yang diperintahkan. 

Kebanyakan saya tanda tangan, dan hadir sesuai petunjuk, presentasi, mengirimkan orang atau mencari proyek pengadaan sesuai spek yang ditentukan. Semua berjalan lancar. Tapi jangan salah, upeti juga dipungut. Hahaha. 

Jadi ini bukan persaingan bisnis karena hak istimewa sosial, tetapi rekayasa KKN. Dan saya turut terlibat di dalamnya, sekalipun hasil pengerjaan proyek bisa dinilai banyak orang sangat memuaskan.

Karena masyarakat pada umumnya tidak memberikan pelajaran tentang bagaimana memerangi dan berbicara tentang hak istimewa, hal itu menempatkan tanggung jawab pada kita, warga dunia, untuk mengatasi ketidakseimbangan. Sementara hak istimewa sosial adalah topik yang rumit untuk dibicarakan, dan dapat memicu kesalahpahaman.

Dari cerita dan paparan saya di ata  saya mengajak kita semua berpikir tentang pemahaman ini. Selain dari pengalamaman hidup saya, juga dikolaborasikan  dengan pendapat seorang kolumnis, Kathleen Ebbitt dari globalcitizen-org

Tumbuhkan Empati, Dapatkan pemahaman tentang pengalaman individu.

Saya menemukan bahwa bagian dari masalah dalam membahas hak istimewa, adalah bahwa bahkan individu yang memiliki BANYAK hak istimewa ingin diakui atas kesulitan mereka. Ini masuk akal - kita semua menginginkan empati terhadap tantangan hidup kita.

Ketika saya pertama kali berkecimpung katakanlah  begitu dengan hak istimewa sosial saya, saya mulai dengan bertany-bertanya  tentang bagaimana caranya atau penyebabnya seseorang  tidak memiliki hak istimewa sosial. 

Sesuatu hal yang gak mungkin di negara yang menjamin hak asasi manusia dan perlindungan pada masayarakatnya. Tapi dalam kenyataanya mereka harus mengalah terhadap orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun