Mohon tunggu...
Tovanno Valentino
Tovanno Valentino Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya Seorang Pemimpi

Hanya Seorang Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengenal, Peduli, dan Menghargai Penyandang Disabilitas

5 Desember 2021   05:37 Diperbarui: 5 Desember 2021   16:23 4437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, Sumber : mind.org.my

Ok kembali ke hal umum tadi, bagi saya anda yang belum dekat atau ingin mendekatkan diri atau berhubungan atau  bergaulah bersama penyandang disabilitas. Jika ada keinginan tersebut, anda tentunya perlu mengetahui beberapa hal yang Ini merupakan pemikiran saya dari pengalaman tentunya,

  • Jika ada keterpangilan, wujudkan secara dengan tulus dan jangan merasa terbeban.
  • Mengenal benar jenis disabilitas yang disadang oleh orang tersebut
  • Merasa canggung untuk mendekati, berkenalan hingga berkegiatan bersama, pasti ada apalagi pada waktu pertama kali bahkan bisa bertahan sekalipun sudah kenal dekat. Seperti adanya perasaan, jangan sampai membuat mereka tersinggung dan marah. Jika ada anggapan ini, saya rasa wjar-wajar saja apalagi di awal perkenalan. Padahal perlu anda tahu mereka cukup senang dan enjoy berkenalan dengan siapa saja. Pergunakan intiusi anda.
  • Perlu ditanamkan di benak kita, mereka itu sama dengan kita. Ya memang secara fisik berbeda. Tapi jika dilihat lebih luas lagi dalam kategori "cacat" psikis, mungkin kita bisa tergolong di dalamnya.
  • Karena jenis disabilitasnya berbeda, anda dalam mendekatkan kepada mereka, harus pelajari dulu cara pendekatannya. Misalnya pada disabilitas daksa dan disabilitas rungu bicara, apalagi untuk disabilitas grahita. Anda akan mudah mendekatkan diri bagi penyandang disabilitas yang memiliki fungsi bicara, mendengardan berpikir yang baik.
  • Saling terkait sifat pemalu atau agresif dengan jenis disabilitasnya. Jika menghadapi yang pemalu, tentu anda dapat melakukan pendekatan dengan cara yang tepat menurut anda. Nah untuk yang agresif, kadang crewet, dengerin saja mereka berbicara sambil kita mengimbangi apa yang mereka kemukakan
  • Untuk disabilitas daksa, yaitu mengalami kelumpuhan beberapa bagian dari tubuh, separuh atau bisa jadi hamper mendekati 80% . Jangan dibandingkan dengan Stephen Hawking, dimana disabilitasnya ditopang dengan peralatan teknologi super canggih. Untuk mereka ini anda bisa mengajak mereka berjalan, menuntun yang bisa dituntun atau mendorong kursi roda yang mereka gunakan sambil bercerita.
  • Karena suasana emosi dan mental dari penyandang disabilitas ini kadang gak stabil, anda harus bisa membaca reaksi mereka dari wajah atau tindak-tanduknya. Dan gak usah merasa kikuk atau malah tersinggung. Memang kondisi mereka seperti begitu jika sudah merasa bosan atau jenuh, dan kitalah yang harus memahaminya. Tapi jangan salah, kalau ketemu yang suka omong alias crewet, gak bakalan diam tuh mereka mereka ngoceh. Kalo anda memiliki waktu dan niat mendekatkan diri pada mereka, lebih banyak bersikap sebagai pendengar dan kadang bertanya untuk mengimbanginya.
  • Percaya dan rendah hati

Nah kembali ke tiga kategori yang saya sendiri defenisikan ya.

Pendampingan Atau Hubungan Secara Personal

Jika anda memiliki anggota keluarga, teman atau penyandang disabilitas yang telah dianggap menjadi teman. Tentu hubungan secara personal akan lebih mudah dibandingkan yang baru berkenalan. Untuk kategori ini, jarang dijumpai ada yang bertahan bertahun-tahun berhubungan secara rutin atau langgeng. Kalau dalam contoh soal saya, baik dengan Ibu Christie Damayanti, memang karena dekat juga dengan keluarga maka lebih mudah berhubungan dengannya dalam berbagai aktivitas.

Namun jangan salah, seperti beberapa catatan umum yang saya gambarkan di atas. Dalam soal kesatabilan emosi perlu anda perhatikan baik-baik. Karena kadang keinginan, pemikiran dan pendapat mereka kadang berbeda dengan kita. Sehingga dalam hal ini, berikan porsi yang lebih banyak kepada mereka untuk mendominasi pembicaraan atau mengajak kita dalam beraktivitas.

Ini adalah tantangan bila kita bersunguh-sungguh untuk ingin mendampingi atau berhubungan dekat dengan mereka dalam jangka waktu panjang. Jangan cepat tersinggung bila ada kalimat atau perilaku yang mungkin kurang menyenangkan. Karena kadang apa yang diekpresikan, sebenarnya bukan keinginan mereka tapi ada dorongan dari saraf mereka untuk mengutarakan atau bersikap.

Apa yang saya jelaskan di atas ini, lebih banyak ke penyenandang non grahita atau rungu/wicara. Yang artinya fungsi berpikir, berbicara dan  mendengarkan cukup baik. Dan ada yang justeru pemikirannya cukup "jenius".

Dalam soal kebutuhan bila mereka perlukan, akan mereka utarakan jika memang mereka memerlukan. Jika gak, ya mereka lebih menimati kebersamaan bersama anda.

Pendampingan atau  Hubungan dan Motivasi Secara Organisasi/institusional

Jika anda memiliki kelebihan, bukan melulu dalam soal dana. Tapi keahlian, atau solusi atas pemberdayaan mereka. Namun hal ini diluar dari Disabilitas Grahita. Biasanya mereka memiliki kelompok kecil, organisasi besar resmi dan yang dirawat di panti-panti disabilitas.

Selain keahlian yang dapat anda bagikan, anda sebisanya mengajak teman-teman lain atau jaringan anda lah, untu ikut berdiskusi mengenal mereka secara berkelompok atau dalam konteks institusional untuk mengetahui apa yang mereka inginkan. Namun jika anda memiliki jalan keluar dalam pemberdayaan mereka, anda bisa langsung mengutarakannya secara detil. Tapi jangan lupa, jangan hadir seorang diri, ajak juga teman atau jaringan anda dalam membantu pemberdayaan mereka secara institusional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun