Mohon tunggu...
Tovanno Valentino
Tovanno Valentino Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya Seorang Pemimpi

Hanya Seorang Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mundur ala "Bushido", Lebih Terhormat daripada Dipecat dari Kursi Menteri

8 November 2021   16:15 Diperbarui: 8 November 2021   19:26 2339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengenai apa sih itu "Bushido" dan kaitannya dengan Kursi Menteri segala? ya yang sabar ya..  Tapi disclaimer  dulu, ini adalah opini pribadi saya, sehingga saya bertanggung jawab atas semua yang saya tulis. 

 

Sebenarnya saya gak terlalu suka masalah politik, tapi sadar atau gak dalam kehidupan sehari-hari saya ikut berpolitik, paling gak berdasarkan defenisi Teori Klasik Aristoteles,  yaitu usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama.  Saya juga non partisan dan sempat mengambil keputusan untuk menjadi golput dalam pesta demokrasi.

Selaku masyarakat, tentu saya mengidolakan beberapa politisi dan mengaggumi sepak terjang dan jalan pikirannya. Jika di sebut ada beberapa, yang pertama pasti presiden pertama kita Ir. Soekarno, sekalipun beliau gak sempurna sebagai manusia, namun jasanya untuk berjuang menghantar bangsa ini menuju Kemerdekaan dapat kita rasakan hingga sekarang. Banyak pemikirannya cukup melekat dalam pikiran, tulisan, ucapan hingga tindak tanduk saya.

Sama halnya dengan presiden lainya, saya juga sangat menaruh hormat kepada mereka, sekalipun semua memiliki kekurangannya masing-masing. Peran mereka haruslah dihargai untuk memimpin bangsa yang besar, kaya raya dan beraneka ragam suku, ras, budaya dan agama, bukan sesuatu yang mudah. Sehingga sampai hari ini, bangsa ini masih untuh sebagai NKRI.  

Begitu juga dengan Presiden kita saat ini, Bapak Jokowo Widodo (Jokowi), beliau melalui dua periode kepeimpinannya bukan dengan mudah, karena terlalu cepat melejit dengan lingkup persoalan yang berbeda.  

Beliau juga sama seperti halnya, juga punya kekurangan namun saya yakin seperti presiden lainnya, memiliki persoalan yang peru diprioritaskan, ketika masalah yang dihadapi mungkin berbeda. Namun yang pasti,  menjaga keutuhan bangsa dan negara  ini dan berusaha mewujudukan rasa aman, kestabilan ekonomi  dan kesejahteraan sosial yang adil dan merata bagi rakyatnya  menjadi tugas utama semua presiden yang pernah menjabat.

Oleh karena itu, kali ini bukan sekedar menulis. Sekalipun "buta politik", secara kaca mata bathin, saya sungguh merasa sangat prihatin dan kasihan terhadap keberadaan presiden Jokowi baik secara pribadi maupun sebagai Kepala Negara dan Pemerintahan.

Saya bukan peramal, tetapi Secara fisik dan penampilan dalam beberapa moment yang saya perhatikan, sepertinya beliau memikul beban yang sangat berat pada periode kedua ini. Bahkan harus menghadapi dengan rendah hati, cacian dan makian sesuka hati oleh banyak orang tanpa ampun. Sungguh berat beban beliau menurut saya.

Seharusnya, beban yang beliau pikul sebagai pemimpin, secara logika dapat dituntaskan secara maksimal dalam berbagai persoalan  oleh para pembantunya yang kita sebut Bapak Menteri yang Terhormat. Bukan saja hal pekerjaan, persoalan pribadi yang menyangkut kinereja kabinet dapat terganggu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun