Mohon tunggu...
Tovanno Valentino
Tovanno Valentino Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya Seorang Pemimpi

Hanya Seorang Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Reshuffle Kabinet 2021 Terserah Presiden, Tapi Berantas "Mafia" Prioritasnya!

27 Oktober 2021   07:55 Diperbarui: 28 Oktober 2021   01:15 1666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pelantikan Di Istana Merdeka(Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho G

Jadi  jika tidak cermat dan teliti, maka akan sulit untuk memastikan orang yang berada dalam golongan mafia. Hal ini karena aktivitas yang mereka lakukan seolah normal-normal saja.

Melalui CNBC Indonesia, 11 Desember 2019, Menyebutkan bahwa Berkali-kali Presiden Joko Widodo menyinggung soal masalah pelik yang membuat RI terus defisit, yakni impor minyak yang terus membengkak. Jokowi meyakini soal impor minyak ini tak lepas dari masih adanya mafia migas.

Udah lama kan isu Mafia Migas itu, masih melalui CNBC hitungan tim reformasi tata kelola migas sewaktu membongkar praktik mafia migas di 2014-2015 lalu di tubuh Petral, diketahui para importir minyak ini bisa mendapatkan US$ 1 sampai US$ 3 dari tiap barel impor minyak ke Indonesia.

Nah lho masih ada prakteknya sampai sekarang. Sampai-sampai masih menjadi PR besar. Jadi  masih relefan dengan definisi yang di sebutkan di atas.

Apa cuman di Migas? Oh tidak.Melalui laman tempo.co (1/09/2021) Ketua DPR RI Puan Maharani meminta Polri menindak tegas mafia obat Covid-19. Menurutnya, negara harus hadir dengan kekuasaannya untuk mengatasi persoalan tingginya harga dan kelangkaan obat di pasaran.

Bayangin aja, dalam masalah covid-19, yang membutuhkan penanganan bersama. Masih aja yang bermain. Kalau obat Covid-19 mencuat, lalu? Apakah gak dari dulu sudah bercokol mafia di bidang farmasi, tarulah obat sebagai contoh.

Mau contoh lain? Searching saja di mbah google.

Lalu kenapa mereka bertahan? Ya itu tadi defenisi di atas itu, jaringannya dari dalam pemerintah sendiri dan melibatkan institusi penting. Dan lagi-lagi praktiknya sulit dilacak, apalagi orangnya. Iya gak? Pantesnya di gebuk. Tapi kok masih bertahan ya?

Lalu kalo gitu apakah praktik (Negara) mafia juga melibatkan politisi gak? Ya terang, anda bisa menjawab sendiri. Justeru ini yang harus digebukin,  pasti ada cara untuk memberantas masalah mafia ini. 

Tapi dengan satuan khusus seperti mungki densus anti teror, pasukan siluman yang tak terdeteksi  yang langsung bertanggung jawab kepada presiden.

Dan singkat dulu soal mafia ini, yang jelas- jelas sangat merugikan Negara dan raja tega gak peduli orang miskin. Mana peduli mereka? Jadi anda analisa dan simpulkan sendiri saja lah. Kenapa ini negara sekaya ini, masih tergolong negara berkembang atau miskin, gak usah di pelintir istilah dengan peringkat negara modern atau apa kek. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun