Mohon tunggu...
Valentina Mandasari
Valentina Mandasari Mohon Tunggu... Penulis - FIGHTING

MAHASISWA

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Covid-19 dan Matematika

10 Agustus 2020   17:47 Diperbarui: 1 September 2020   14:30 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Valentina Mandasari||Mahasiswa Prodi Matematika Fakultas SAINTEK UINSU

Apa itu Covid dan Bagaimana Penyebarannya?

Seiring berjalannya waktu tingkat penyebaran Covid-19 di Indonesia semakin banyak meluas. Covid-19 sendiri adalah penyakit yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Corona virus 2 (SARS-CoV-2) yang menyebar  hampir ke seluruh negara di dunia sejak pertama kali muncul di Wuhan, China pada 2019 lalu. 

Saat ini diyakini bahwa penularan covid-19 melalui percikan dan atau droplet penapasan. Virus ditularkan melalui percikan –percikan yang muncul saat pasien batuk, bersin, atau bicara dan orang-orang yang rentan mungkin terinfeksi setelah menghirup droplet tersebut. Selanjutnya penularan kontak tidak langsung terjadi ketika percikan yang mengandung virus tersimpan di permukaan benda yang mungkin disentuh oleh tangan, kemudian virus dari tangan yang terkontaminasi mungkin terbawa ke saluran mukosa di mulut, hidung dan mata orang tersebut sehingga membuatnya terjangkit.

Covid-19 terkait erat dengan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) atau syndrom pernafasaan akut parah yang dulu pernah melanda sekitar 26 negara di dunia pada tahun 2003. Virus penyebab SARS telah menginfeksi sekitar 8.000 orang dan membunuh sekitar 800 orang. Namun dalam pencegahannya SARS dapat segera dapat segera dihentikan, karena sebagian besar orang yang terinfeksi menunjukkan gejala sakit parah sehingga lebih mudah terdeksi, cepat ditangani dan akhirnya dapat kendalikan.

Namun berbeda dengan SARS, penyebaran Covid-19 lebih sulit dideteksi karena sebagian orang yang terinfeksi Covid-19 tidak memunculkan gejala atau tidak memiliki gejala. Mengenai orang yang tidak bergejala, sebenarnya pasien inilah yang paling membahayakan, karena dirinya pasti tidak akan menyadari bahwa ia bisa menularkan virusnya ke orang lain

Lalu Bagaimana Penyebaran Covid-19 dengan Logika Matematika?

Berbicara mengenai penyebaran penularan Covid-19 jika dihubungankan dengan matematika, Matematika dapat digunakan untuk mempelajari penyebaran suatu wabah penyakit. Disampaikan oleh  Nuning Nuriani dari KK Matematika Industri dan Keuangan dalam seri Kuliah FMIPA-ITB, Bandung (9/3/2019), bahwa bidang kajian matematika yang mempelajari tentang pencarian sumber, penyebaran, pola dan strategi penanganan dari sebuah wabah yaitu “Matematika Epidemiologi”. Matematika epidemiologi dapat dipakai untuk menganalis suatu wabah selama fenomenanya memiliki sumber. Metodenya dapat dijelaskan asecara sederhana. Metode ini membagi kelompok dalam populasi sebagai potensi terinfeksi atau Susceptible (S), terinfeksi atau Infectious (I), dan diluar dari kategori tersebut yaitu baik sembuh maupun meninggal atau Recovered (R).

Jadi kita analogikan Matematika epidemiologi dengan metode SIR (Susceptible, Infectious, Recovered) yaitu kalau dalam populasi sedari awal tidak ada yang terkena Covid-19 tetapi semua orang masih masih berpotensi terjangkit virus Covid-19 atau disebut Susceptible (S). Ketika ada orang yang terjangkit masuk ke populasi tersebut, sangat mungkin ada orang yang lain yang akan ikut terinfeksi atau tertular atau disebut Infectious (I) ataupun lama kelamaan pada akhirnya akan sembuh atau meninggal Recovered (I)

Lalu Bagaimana Pencegahan Covid-19 dengan Logika Matematika?

Pemerintah serta Lembaga Kesehatan sudah menggalakkan Social Distancing terhadap seluruh masyarakat, mengapa demikian? Kita ketahui bahwa penyebaran Covid-19 terjadi secara eksponensial, mengapa disebut eksponensial? Karena penyebaran terjai secara kelipatan, Jika kita misalkan dalam 1 hari seorang pasien yang sudah terjangkit Covid-19 bertemu dengan 2 orang sehat maka 2 orang tersebut dapat terinfeksi Covid-19 kemudian pada hari ke 2 orang yang telah terinfeksi dapat menularkan atau menjangkit 4 orang lainnya, begitupun seterusnya sehingga penularan terjadi secara berpangkat atau kelipatan, sehingga pada tahap yang tinggi sekian banyak pasien yang sudah terjangkit dapat menginfeksi orang lain dengan jumlah besar, yang menyebabkan tingkat penyebaran Covid-19 semakin melonjak naik.

Nah kita misalkan apabila seluruh masyarakat melakukan social distancing, misalnya pada hari ke tiga, 4 orang yang sudah terjangkit seharusnya dapat menginfeksi 8 orang lainnya, namun 8 orang sehat tersebut menjaga jarak dengan melakukan Social Distancing dengan mereka yang sudah terinfeksi, maka 8 orang tersebut tidak akan terinfeksi dan dapat memutus mata rantai penyebaran Covid-19 mengurangi angka orang yang terjangkit Virus Covid, sehingga melakukam social distancing dengan serius dapat menjadi salah satu cara yang paling utama untuk memutus penyebaran Covid-19.

Selain melakukan social distancing Diharapkan melakukan pencegahan lainnya, seperti menggunakan masker, rajin mencuci tangan, menggunakan handsanitizer, dan melakukan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sesuai protokol kesehatan serta beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun