Mohon tunggu...
Valencia Tiofanny
Valencia Tiofanny Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Pelajar

-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen Sejarah | Kehilangan Kebahagiaan

5 November 2018   09:19 Diperbarui: 16 November 2018   00:25 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Romusha | Gambar dari Google

1942

Krringg kringg..Telepon rumah berbunyi membangunkan Dina yang sedang tertidur lelap dan bermimpi indah. Dina yang masih mengantuk memaksa dirinya untuk beranjak dari sofa di ruang tengah.

"Halo, ini siapa ya?," tanya Dina yang masih setengah bangun.

"Din, ini Ayah. Kamu sudah makan?"

"Belum Yah, ada apa? Ayah sendiri sudah makan?"

"Ohh belum.. Nanti Ayah pulang bawa makan ya, Din. Tidak perlu mengkhawatirkan Ayah."

"Baik Yah, hati-hati di sana."

"Iya, Din. Terima kasih."

"Sama-sama, Ayah."

Dina sebenarnya sudah sangat lapar, tetapi nyatanya tidak ada makanan sedikitpun di rumahnya. Ia harus menunggu Ayahnya untuk makan.

Ayah Dina merupakan seseorang yang bekerja keras untuk membiayai keluarganya. Ayahnya bekerja di bawah pimpinan tentara dan pemerintahan Jepang. Sebenarnya Ayahnya tidak diperlakukan dengan baik, tetapi Ia menyembunyikannya dari anak dan istrinya. Ia tidak ingin anak dan istrinya panik dan khawatir. Dia bertahan agar bisa memberi makan dan membiayai kehidupan anak serta istrinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun