Mohon tunggu...
Saverinus Kaka
Saverinus Kaka Mohon Tunggu... Dosen - Saya adalah seorang Karyawan swasta yang sangat peduli dengan berbagai masalah sosial, politik, hukum dan bisnis.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis adalah seorang lulusan dari Universitas Pelita Harapan, Jakarta dengan Program Studi Magister Pendidikan (S-2), Konsentrasi pada Program Pengajaran Bahasa Inggris untuk Penutur Asing (Teaching of English for Speakers of Other Languages (TESOL)) pada tahun 2013. Menyelesaikan kuliah Strata satu (S-1) di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta dengan Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris pada tahun 1997. Setelah lulus, langsung mengajar di salah satu SMA swasta terkemuka di Jakarta. Pada tahun 2007-2013, menjabat sebagai Kepala sekolah di beberapa SMA swasta terkemuka di Jakarta. Tahun 2013-2015, Kepala Sekolah di sebuah Sekolah Internasional di Surabaya. Pada tahun 2016-2018, menjadi Manager HRD di sebuah Sekolah International di Jakarta. Saat ini menjadi Wakil Rektor di sebuah Universitas Swasta di Tangerang.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Cara Meningkatkan atau Menekan Memori

19 Juni 2019   15:49 Diperbarui: 19 Juni 2019   16:02 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Chen menjelaskan bahwa mereka masih jauh dari mampu melakukan ini pada manusia, tetapi bukti konsep ada di sini." "Seperti kata Steve, 'Jangan pernah mengatakan tidak pernah.' Tidak ada yang tak mustahil."

"Ini merupakan langkah pertama dalam memisahkan apa yang dilakukan wilayah-wilayah [otak] ini terhadap ingatan yang benar-benar emosional ini. Langkah pertama menuju pada penerapan pada manusia, yang merupakan cawan suci," kata peneliti memori, Sheena Josselyn, Seorang ilmuwan saraf dari sebuah Universitas di Toronto yang tidak terlibat dalam penelitian ini. "Kelompok [Steve] benar-benar unik dalam mencoba melihat bagaimana otak menyimpan ingatan dengan tujuan untuk membantu manusia. Mereka tidak hanya bermain-main tetapi melakukannya untuk suatu tujuan."

Meskipun otak tikus dan otak manusia sangat berbeda, Ramirez, yang juga anggota BU Center for Systems Neuroscience dan Center for Memory and Brain, mengatakan bahwa mempelajari bagaimana prinsip-prinsip dasar ini diujicobakan pada tikus membantu timnya memetakan sebuah cetak biru (blueprint) tentang cara kerja memori pada manusia. Mampu mengaktifkan ingatan khusus sesuai permintaan, serta area otak yang ditargetkan yang terlibat dalam ingatan, memungkinkan para peneliti untuk melihat dengan tepat apa efek samping yang muncul bersamaan dengan berbagai area otak yang sedang mengalami stimulasi berlebih.

"Mari kita gunakan apa yang kita pelajari pada tikus untuk membuat prediksi tentang bagaimana fungsi memori pada manusia," katanya. "Jika kita dapat membuat jalan dua arah untuk membandingkan cara kerja memori pada tikus dan manusia, kita kemudian dapat mengajukan pertanyaan spesifik [pada tikus] tentang bagaimana dan mengapa ingatan dapat memiliki efek positif atau negatif pada kesehatan psikologis."

____________

Pekerjaan ini didukung oleh National Institutes of Health Early Independence Award, Young Investigator Grant dari Brain and Behavior Research Foundation, Ludwig Family Foundation Grant, dan McKnight Foundation Memory dan Cognitive Disorders Award. (Alih Bahasa: Saverinus Kaka)

Naskah dialihbahasakan dari sumber asli: sciencedaily.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun