Mohon tunggu...
R.A. Vita Astuti
R.A. Vita Astuti Mohon Tunggu... Dosen - IG @v4vita | @ravita.nat | @svasti.lakshmi

Edukator dan penulis #uajy

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bandara

28 Mei 2022   23:10 Diperbarui: 28 Mei 2022   23:11 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seseorang, foto: Marco Lpez sumber Unsplash.com   

Lea dan Osa

Ketika pesawat mulai merapat ke bandara dengan pelan, Lea mulai panik. Bagaimana kalau Osa dikenali orang? Ini Jakarta, bukan Sumba. Osa bukan hanya populer, fans dia banyak, tidak hanya fans sebagai aktor tapi juga pemusik. Apalagi di dunia media sosial begini, akan cepat menyebar keberadaan dia.

"Sa, kamu butuh menyamar!" suara Lea mengagetkan Osa yang sedang melamunkan apa yang ingin dia lakukan bersama Lea malam nanti.

"Oh, ya!" Osa hanya bersama Lea, tidak dengan manajernya Iva dan staffnya yang pasti bisa melindunginya dari pandangan orang. "Aku akan memakai topi dan jaketku aku tinggikan."

"Kamu malah dikira oppa-oppa Korea!" Lea gemas. "Semakin banyak orang yang liatin kamu. Lalu akhirnya mengenali kamu, semakin berabe. Sudah, kamu menyamar jadi cewek saja. Nanti aku pinjami syalku dan kainku. Wajah kamu ada cantiknya, kok."

Osa terbahak dan dia menerima tantangan itu walau pasti akan terasa aneh. Dia ingin Lea benar.

Ketika mereka berjalan keluar dari pesawat, Osa masih memakai topi kuningnya yang dia benamkan dalam-dalam. Dia berusaha tidak bertemu mata dengan penumpang dan para pramugari. Tapi ketika melewati pintu pesawat, dia dengar malah seorang pramugara terkesiap, tapi dia tidak menyebut nama Osa.

Ke luar lorong, Lea langsung membongkar tasnya untuk mengeluarkan syal dan kain. Untung warnanya gelap, jadi tidak terlalu heboh kayak mau main sirkus.

"Celana kamu dilipat dong," kata Lea sambil mengatur syal supaya luwes dipakai Osa. "Nanti pakai gaya turislah, kacamata kamu tetap dipakai. Bulu kaki keliatan juga ga papa. Pokoknya lebih baik kamu dikira orang gila daripada sebagai Osa, ngerti?"

Osa menurut saja dan menikmati petunjuk Lea dan sentuhan tangan cewek itu ketika mengatur rambutnya dan memasang kain di sekitar pinggangnya.

"Untung kamu nggak punya kumis, pakai lisptik, ya?" tawaran Lea langsung ditolak mentah-mentah oleh Osa dengan menjauh. Cowok itu langsung menyesali kedekatan fisik dia dengan Lea terganggu. Osa mendekat lagi dan menyerah dengan ulasan lipstik Lea.

"Jangan difoto!" desis Osa, khawatir Iva akan menyalahgunakan fotonya untuk menekan dia supaya bekerja lebih keras lagi.

Lea hanya tertawa, "Sini HP kamu. Tetap harus diabadikan dong, ini kan masterpiece aku. Tapi pakai HP kamu, adil, kan?"

Endingnya malah Osa semangat bergaya dengan aktingnya yang lihai menjadi cewek. Diam-diam Lea mengakui bahwa memang Osa aktor yang mumpuni. Ketika dia rekam video beberapa kali, Osa benar-benar seperti cewek yang pemalu sampai malu-maluin.

Mereka berjalan dengan aman. Sekali lagi Osa mengambil untung dengan penyamaran ini. Dia mengelendot manja pada Lea seakan mereka besties, sahabat karib yang tak terpisahkan, lengket terus dari gate sampai ke depan taksi. 

Saking senangnya dengan peran ini, Osa tidak menyadari Lea tersenyum juga dari tadi, menikmati kedekatan mereka yang lebih dari hati dan percakapan. Tangan mereka saling bertautan dan berjalan seirama seakan tidak ada masalah di dunia ini yang bisa memisahkan mereka.

Sampai di dalam taksi, Lea kembali ribut ingin melepaskan syal dan kain yang dipakai Osa pada saat cowok itu menikmati outfit langka. Dia bisa mencium bau Lea yang wangi di syal itu. Dia hapalkan seakan tidak akan bisa lagi.

"Atau kamu menginginkan kostum ini?" tanya Lea kesal ketika Osa mempersulit usahanya untuk melepas syal dan kainnya. "Boleh dah sebagai hadiah ultah. Tapi ingat, ini syal dan kain langka, ya? Kalau tidak dipakai, harus kamu kembalikan ke aku."

Osa hanya memandang ke arah luar jendela taksi sambil tersenyum-senyum dan menghirup bau wangi syal. Yang tidak tahu, dia seakan seperti putri malu yang digoda oleh pria galak a.k.a Lea.

Lea menghela napas berusaha sabar. Dia menghempaskan tubuhnya ke jok mobil. Seketika dia merasa mendung menggantung di depannya. Bagaimana nanti menghadapi Osa ketika mereka harus berpisah di depan apartemen Lea? Lalu esok hari mau apa dengan Osa? 

Cowok itu kan harus segera kembali ke Sumba untuk meneruskan syutingnya?

+

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun