Nafasku sesak. Perutku mulas. Suhu tubuhku memanas. Tanganku menggenggam kuat. Mataku kupelototkan besar-besar. Setitik air mata di salah satu sudut mataku. Aku tidak menangis. Aku marah!
Emosiku sudah memuncak. Aku semakin marah karena aku menangis. Aku harusnya berteriak. Tapi semua suaraku tersekat di dada yang sesak. Mataku melotot sia-sia. Tidak ada yang tahu. Tidak ada yang merasa. Aku marah, tauk!
Kenapa aku menangis. Karena aku tak berdaya. Yang membuatku marah adalah ketidakadilan. Yang membuatku menangis adalah ketidakberdayaan.Â
Kuputuskan untuk tidak peduli. Kuputuskan untuk menyepi diri. Menjauh dari ketidakadilan. Meninggalkan ketidakberdayaan.Â
Tidak ada yang peduli. Aku tahu. Tetap aku yang harus mencari. Aku lelah. Aku memilih lelah. Aku tidak menyerah. Aku hanya lelah.
Marah. Sesal. Diam. Tenang. Pergi.
+++