Mohon tunggu...
Ngomongin Seni dan Budaya
Ngomongin Seni dan Budaya Mohon Tunggu... Full Time Blogger - hai saya suka menulis puisi, menggambar, dan curhat.

Suka puisi, suka menggambar, suka kamu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menjadi Diri Sendiri Tidak Semudah Membuat Caption di IG, Fernando!

27 Februari 2019   19:41 Diperbarui: 27 Februari 2019   21:03 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tidak semua orang bahagia menjadi diri sendiri. Saya salah satunya, dulu. Melihat kehidupan orang lain sepertinya menyenangkan, punya keluarga harmonis, rukun dengan saudara, populer, punya banyak harta jadi tidak bingung mau membeli apa saja yang diinginkan, dan banyak hal lain. Kalau kembali ke saya, ehm, saya? Saya bisa tertegun cukup lama, mencoba mencari-cari apa kira-kira yang bisa saya banggakan?


Tahu apa yang saya temukan? Hanya kekurangan, kekurangan, kekurangan, dan sedikit kelebihan. Melihat sekeliling, saya rasanya tak mampu bangkit. Apalagi saya sadar bukan siapa-siapa. Pengaruh tidak ada, kesempatan sering disia-siakan, bakat kurang dikembangkan, cita-cita hanya menumpuk di kepala. Apa lagi? Tidak ada.

Sebagai orang yang pernah dirundung (dibully) selama kurang lebih 12 tahun, saya pelan-pelan bangkit. Kemudian mencoba banyak bergaul dengan orang-orang baru meski buat saya berat. Semakin banyak bergaul dengan orang-orang membuat saya sadar kalau kehidupan banyak menipu. 

Meski saya melihat kehidupan orang lain lebih baik dibandingkan kehidupan saya, ternyata di sisi lain bisa jadi sangat menyedihkan. Kemudian waktu itu saya sadar, setiap orang punya masalah masing-masing. Tingkat kedulitannya pun sudah disesuaikan.

Baca juga : Kisah 12 tahun dirundung

Kini saya tidak lagi ingin menjadi orang lain. Sudah cukup rasanya kalau harus iri dan dengki karena perbedaan. Apa yang saya lakukan kemudian adalah....

Menerima diri


Tidak semua orang bisa menerima diri, apalagi bagi orang yang selalu merasa dirinya rendah atau pernah dirundung dan masih dirundung sampai saat ini. Menerima diri, menerima semua kekurangan yang dipunya itu bukan hal yang mudah. Teman-teman saya sampai saat ini sering mengeluh karena gendut, tapi tidak ada usaha keras untuk menurunkan berat badan. Beda halnya kalau sudah dalam fase menerima diri. Mau segendut apapun, ia tidak akan membenci diri sendiri. Dia akan sadar kalau dia gendut dan tetap bahagia dengan itu.

Cara ini juga jadi salah satu cara untuk menyehatkan tubuh. Saat kita tahu tubuh kita tidak sehat, tentu akan mengontrol diri. Minimal mengurangi konsumsi makanan tidak sehat, berolahraga sedikit demi sedikit, atau bahkan mulai meningkatkan kualitas bakat, misalnya menjadi desainer untuk orang-orang dengan berat badan berlebih.

Jujur


Jujur ini dalam artian banyak. Ya jujur pada diri sendiri bahwa segala kekurangan tidak mungkin bisa diubah begitu saja jadi kelebihan. Jujur juga pada orang lain tentang kekurangan. Tidak menutupinya atau berbohong bahwa kekurangan kita itu ini itu ini itu, kita bilang, "Ah enggak. Sebenarnya saya itu..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun