Lalu dunia mulai berubah. Â Waktu telah membuat pelajaran yang sangat berharga. Aturan perang ditetapkan secara universal. HAM di praktekan dengan sangat ketat.
Pemimpin yang bisa membawa kemakmuran, kedamaian dan kebahagiaan bagi rakyatnya adalah pemimpin sejati. Dia akan di puja oleh rakyatnya bagaikan orang suci yang lahir ke dunia.
Semua ada aturannya. Semua ada nilainya, dan di setiap belahan di dunia ini nilai-nilainya ada yang sama. Itulah yang dinamakan nilai-nilai universal.
Tetapi di tiap belahan dunia ini bisa jadi akan sangat berbeda dalam menerapkannya. Seperti dalam suatu wilayah kecil di ujung dunia yang memiliki kelompok masyarakat tersendiri. Mereka menamakan dirinya sebagai komunitas.
Ada begitu banyak hal peristiwa yang terjadi dalam komunitas itu. Kita tidak tahu apakah itu baik atau buruk, benar atau salah. Semua itu telah ditetapkan dalam suatu nilai-nilai tertentu dalam komunitas itu.
Lalu terjadi suatu peristiwa yang membuat orang mengalirkan air mata. Tak ada yang bisa menduga mengapa hal yang merupakan suatu tragedi itu terjadi. Ini seperti sebuah cerita opera yang sangat panjang dalam sebuah tayangan di TV.
Mereka mencoba memperbaiki semua kesalahan itu dengan cara yang tepat menurut pandangannya. Baginya semua itu ada nilainya. Baginya semua yang ada nilainya itu ada penggantinya. Baginya semua yang bisa di ganti itu adalah perbaikan dari kesalahan mereka. Maka semuanya akan menjadi baik kembali.
Mereka memperkenalkan dirinya secara tidak langsung. Dengan penuh kehangatan yang membuat semua hati akan meleleh karena cintanya. Dan memberikan penekanan berupa hukuman yang membuat semua orang akan takut untuk menentangnya.
Tetapi ada satu hal penting yang membuat mereka lupa. Itu adalah waktu.
Waktu akan terus melaju dengan sangat perkasa. Tidak ada kekuasaan apapun yang bisa menghalanginya atau menundanya walau itu hanya sedetik pun.
Mereka ingin memperbaiki waktu yang hilang. Membawa kembali ke tempat semula ke awal di mana semua kerusakan itu terjadi. Dengan berbagai cara dan metode.Â
