Mohon tunggu...
utomo
utomo Mohon Tunggu... Freelancer - Hobi membaca dan Sedikit Menulis

Tak Ada Yang Istimewa

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kembali ke Bumi (2)

17 September 2019   18:04 Diperbarui: 18 September 2019   11:18 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Laki-laki kekar berotot itu terdiam. Begitu juga dengan Tuan Han yang menjadi heran. Karena Tuan Han belum pernah mendengar hewan mistis tersebut, dia ingin menyimak lebih dalam untuk mendengar penjelasan dari Ryan.

"Sebenarnya ular mahkota  tujuh warna merupakan mutasi dari ular awan tujuh warna. Perbedaan bentuk fisik maupun pola-pola warna kulit antara kedua ular itu mirip, hanya saja dari kepala ular itu terdapat pola mahkota yang tercetak tidak jelas. Perbedaan lainnya adalah mengenai auranya. Walau perbedaan aura racunnya hanya samar-samar. Bila aura racun dari ular awan tujuh warna terasa jahat, sebaliknya ular mahkota tujuh warna aura racunnya tidak terlalu jahat. Perbedaan lainnya yang sangat mendasar adalah atribut racunnya. Atribut racun awan tujuh warna beratribut dingin sedangkan racun mahkota tujuh warna beratribut panas. Karena itu, bila kita mendetoksifikasi racun dengan atribut racun yang salah, maka yang akan terjadi pada laki-laki itu justru sebaliknya, bukannya sembuh malah akan mati."

Tuan Han mengangguk setuju mendengar penjelasan Ryan. Bila memang yang dikatakan Ryan adalah benar maka pengobatan yang dia berikan justru akan membahayakan keselamatan pasiennya. 

Yang mengherankan dirinya adalah dia sendiri sebenarnya belum pernah mendengar mengenai hewan mistis ular mahkota tujuh warna. Untuk lebih menyakinkan dirinya, dia bertanya kepada Ryan.

"Dengan atribut racun yang berbeda, mengapa gejala dan auranya racunnya terasa mirip dengan ular awan tujuh warna ?".

Ryan tersenyum kecut mendengar pertanyaan itu. Dia benar-benar merasa tidak tahu apa-apa dan ingin hal ini segera di akhiri. Beruntung, mulutnya kembali berbicara secara otomatis.

"Apa yang aneh mengenai hal itu ?. Keduanya merupakan keturunan yang sama. Gejalanya dan aura racunnya mirip walau sebenarnya tidak sama. Paman Han, coba tekan dengan satu jari dan arahkan energi spiritual paman ke pinggang paman prajurit ini".

Tuan Han mematuhi perintah itu. Ekspresi kesakitan terlihat dari wajah prajurit itu. Beberapa detik kemudian, seteguk darah berwarna hijau dimuntahkan dari mulut prajurit itu. Saat darah berhamburan ke luar, bau busuk menyebar ke sekitar mereka.

Tuan Han mengangguk. Dia merasa kagum kepada remaja yang berada di depannya ini. Beruntung diagnosisnya yang salah dikoreksi olehnya. Bila tidak, mungkin prajurit yang berada di depannya ini akan meninggal dalam perawatannya. Dan berita mengenai hal ini pasti akan cepat tersebar luas. Dia tidak tahu bagaimana prestise Paviliun Obat Emas yang susah payah di bangun kakek buyutnya, hancur di tangannya.

"Nak, keahlian kamu benar-benar mengagumkan paman. Lalu bagaimana cara untuk mengobatinya?".

Ryan tersenyum, lalu menuliskan resep dan memberikannya kepada Tuan Han. Tuan Han membaca resep itu, lalu memberi perintah kepada petugas untuk menukarkan resep itu dengan obat-obatan yang di perlukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun