Mohon tunggu...
utie adnu
utie adnu Mohon Tunggu... Administrasi - blogger

freelance dan mom blogger

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Penyakit Thalasemia Bukan Penyakit Menular

23 Mei 2019   21:13 Diperbarui: 23 Mei 2019   21:25 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penyakit Thalasemia bukan penyakit menular, Bulan mei merupakan hari thalasemia sedunia atau tepatnya jatuh pada tanggal 8 Mei. Kemarin Departemen Kesehatan Republik Indonesia, memperingati hari thalasemia sedunia dengan mengundang beberapa pembicara juga supervisor thalasemia, pegawai rumah sakit, puskemas, media dan blogger, dengan tema putuskan mata rantai thalasemia.

Hadir beberapa pembicara seperti :

  • Dr Iswari Setyaningsih Spa PhD
  • Dr. Tubagus Djumhana
  • Dr. Teny Tjitra
  • Dona Supervisor Thalasemia

Menurut Dr Iswari mungkin tidak banyak orang tahu tentang penyakit bernama thalasemia. Thalasemia merupakan penyakit karena kelainan genetik yang ditandai dengan kurangnya jumlah hemoglobin dan sel darah merah. Dengan demikian, penderita yang mengidap Thalasemia membutuhkan donor darah demi keberlangsungan hidup.

Pada penderita Thalasemia, rantai protein alfa dan beta tidak terbentuk sebagian atau bahkan semuanya. Padahal, keduanya adalah pembentuk sel darah merah yang paling utama. Disebut kelainan genetik karena Thalasemia diturunkan oleh salah satu atau kedua orangtua dengan Thalasemia mayor.

Sel darah merah pada pasien Thalasemia mudah pecah kurang dari 30 hari. Padahal, normalnya, sel darah merah pecah dalam rentang waktu 120 hari. Lebih lanjut, Thalasemia terbagi atas Thalasemia mayor dan Thalasemia minor.

Thalasemia minor hanya berupa anemia ringan dan penderita tetap bisa beraktivitas seperti biasa. Sedangkan Thalasemia mayor, penderita menjadi lemas dan tak bisa bekerja.

Menurut Dr Djumhana penyakit Thalasemia memiliki beberapa gejala seperti kelelahan, lemas, kulit pucat, kelainan bentuk tulang wajah, pertumbuhan yang terhambat, pembengkakan perut, serta warna urin yang gelap.

Penderita Thalasemia cenderung berkulit hitam karena karena adanya penumpukan zat besi di kulit. Selain itu, kondisi tulang wajah juga lebih menonjol disertai beberapa gigi maju. Dan perut yang membuncit berkaitan dengan proses organ tubuh yang memproduksi sel darah merah. Yaitu karena hati dan limpa ikut bekerja keras memproduksi sel darah merah, mengingat sumsum tulang tidak mencukupi produksi.

Pasien Thalasemia juga bisa merasakan rasa jenuh dan bosan karena harus menjalani pengobatan seumur hidup. Paling tidak setiap bulan pasien Thalasemia mayor harus melakukan transfusi darah dan mengonsumsi obat atau tindakan lain untuk membuang zat besi berlebih dalam tubuh.

Dr. Jumhana
Dr. Jumhana
Bagaimana cara putuskan mata rantai thalasemia?

Penyakit Thalasemia tidak bisa disembuhkan mengingat kelainan genetik telah dibawa sejak lahir. Meski tidak bisa disembuhkan, penyebaran Thalasemia bisa dicegah. Penderita Thalasemia dapat hidup normal jika mereka diberi transfusi sel darah merah yang memadai. Bagi penderita Thalasemia minor, transfusi darah biasanya hanya dibutuhkan pada kondisi tertentu, seperti saat terserang penyakit lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun