Mohon tunggu...
Utari ninghadiyati
Utari ninghadiyati Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger, kompasianer, penggiat budaya

Menjalani tugas sebagai penggiat budaya memberi kesempatan untuk belajar berbagai budaya, tradisi, seni, dan kearifan lokal masyarakat. Ragam cerita ini menjadi sumber untuk belajar menulis yang dituangkan di kompasiana dan blog www.utarininghadiyati.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Merayakan Kemerdekaan dengan Batamat Quran

18 Agustus 2022   07:14 Diperbarui: 18 Agustus 2022   07:19 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Agustusan kali ini melepas tugas sebagai panitia lomba untuk anak-anak. Biarlah berganti dengan yang lain, saya melipir saja ke tepian, beneran ke tepi karena mengunjungi kawasan cempaka, kecamatan yang berbatasan dengan kabupaten tanah laut. 

Di sini, saya dan warga "beragustusan" dengan cara berbeda. Tidak dengan lomba melainkan menggelar acara batamat quran. 

Rencana kegiatan dimulai jam 08.00 Wita, cukup membuat saya memutar otak agar bisa menjalankan tugas utama tapi tak terlalu terlambat sampai Cempaka. 

Jadilah pagi itu agak ngebut mengantar si bungsu yang akan upacara. Lalu tancap gas ke cempaka, jaraknya lumayan, lebih dari 10 km dan (akhirnya) bisa ditempuh kurang dari 40 menit. 

Sampai sana, panitia masih sibuk menyiapkan tempat. Karpet digelar, payung-payung disiapkan, tempat santri di atur sedemikian rupa, juga makanan khas yang harus ada, lakatan beinti, dijajar rapih di depan tempat pemuka agama duduk. 

Karena masih sibuk atur sana-sini, mending ke pondok tempat anak-anak belajar mengaji. Para santri terlihat wara-wiri. Sibuk berjalan dari pondok ke warung depan. 

Mereka mengenakan seragam baju koko atau gamis berwarna biru. Beberapa anak tampil beda karena lilitan sorban di kepala ternyata dihiasi bunga bogem. Bunga berbentuk bundar yang disusun dari bunga melati dan bhnga mawar di bagian tengah. Bagian bawahnya menjuntai bunga melati. Tak banyak hanya 7 anak laki-laki. 

Santri lainnya cukuplah memakai seragam dan peci biasa. Mereka sama hebohnya, bolak-balik ke sana kemari. Beda banget sama santri perempuan yang memilih duduk-duduk di dalam pondok yang setengah terbuka karena hanya ditembok setengah saja. Angin bebas keluar masuk hingga udara cukup nyaman. 

Seperti santri pria, santri perempuan juga menggenakan seragam biru, tapi modelnya macam-macam. Setidaknya ada 7 santri perempuan yang akan mengikuti acara batamat quran. 

Penampilan berbeda sekali. Di kepalanya ada bando dari rangkaian melati. Beberapa anak melengkapi penampilan dengan  outer dari rangkaian kembang melati juga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun