Mohon tunggu...
Firdausi Nuzula
Firdausi Nuzula Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia." (HR. Ahmad)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Review Isi dari Puisi karya Sandy Tyas

29 November 2024   07:43 Diperbarui: 29 November 2024   07:43 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Orang-Orang Kecil- Sandy Tyas

orang-orang kecil
adalah bidak-bidak catur
benda permainan
tanpa jiwa
tanpa martabat
mereka bukanlah
mahluk Tuhan
yang bernama manusia

diperlakukan
bagai lembu
ditimbang
bagai arang batu
dikocok bagai dadu
diputar bagai rolet

benda-benda yang tak memiliki
hak-hak azasi
cuma bisa menyimpan suara
sebab tak berhak bicara

pada akhirnya
suara pun hilang
dari kerongkongannya
sebab kehabisan
tenaga


3 Desember 1967

Analisis puisi :

Puisi "Orang-Orang Kecil" karya Sandy Tyas adalah sebuah karya yang menyentuh tema ketidakadilan, dehumanisasi, dan eksploitasi terhadap kaum yang lemah dan terpinggirkan dalam masyarakat. Melalui bahasa yang lugas dan gambaran yang kuat, Tyas mengungkapkan ketidakberdayaan dan sikap semena-mena terhadap orang-orang yang dianggap kecil dalam masyarakat.


Kebidakan dan Kekurangan Martabat: Dalam puisi ini, Tyas menggunakan metafora bidak catur untuk menggambarkan orang-orang kecil. Mereka dianggap sebagai benda permainan tanpa jiwa dan martabat. Dalam pandangan sosial, mereka tidak dianggap sebagai manusia yang sebenarnya, melainkan hanya sebagai alat atau objek yang bisa dimanipulasi sesuai keinginan orang-orang yang berkuasa.


Dehumanisasi dan Eksploitasi: Tyas menyoroti bagaimana orang-orang kecil diperlakukan secara tidak manusiawi. Mereka ditindas, diabaikan, dan dieksploitasi sebagai alat untuk kepentingan orang-orang yang memiliki kekuasaan. Mereka diperlakukan seperti hewan ternak, dianggap tidak lebih berharga daripada batu bara, dan dipertaruhkan seperti permainan rolet. Ini mencerminkan ketidakadilan struktural dalam masyarakat di mana kaum yang lemah dan terpinggirkan tidak memiliki hak-hak azasi yang diakui.


Suara yang Hilang: Puisi ini menyampaikan kesedihan atas keadaan orang-orang kecil yang tidak memiliki suara dalam masyarakat. Mereka tidak diizinkan untuk berbicara atau menyuarakan pendapat mereka. Bahkan jika mereka berani melakukannya, suara mereka sering kali diabaikan atau dilupakan. Akibatnya, mereka merasa terpinggirkan dan kehilangan kekuatan untuk memperjuangkan hak-hak mereka.


Puisi "Orang-Orang Kecil" adalah sebuah puisi yang menyentuh dan menggugah hati. Melalui gambaran yang kuat dan bahasa yang tajam, Sandy Tyas berhasil mengeksplorasi tema ketidakadilan dan dehumanisasi terhadap kaum yang lemah dan terpinggirkan dalam masyarakat. Puisi ini merupakan seruan untuk memperjuangkan hak-hak dan martabat mereka yang sering kali diabaikan dalam struktur sosial yang tidak adil.



Biodata Sandy Tyas: Sandy Tyas lahir di Semarang pada tanggal 17 April 1939. 

Sandy Tyas meninggal dunia di Jakarta pada tanggal 1 Maret 2009 (umur 69 tahun).


Sumber: 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun