Mohon tunggu...
Uswatun Hasanah
Uswatun Hasanah Mohon Tunggu... -

Pengangguran

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Keluarga Mbekkk

9 Januari 2019   18:11 Diperbarui: 9 Januari 2019   18:31 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perkenalkan foto diatas adalah anak kambing milik keluarga saya. Konon mereka adalah jenis kambing etawa. Kambing etawa sendiri merupakan kambing yang didatangkan dari India yang juga disebut kambing Jamnapari.

Memiliki hewan ternak seperti mereka sangat menyenangkan. Seperti memiliki adek bayi. Setiap pagi, saya harus membawa keluar mereka untuk sekedar berjemur dan mengajak mereka lari. 

Awalnya kami saya memiliki 3 ekor kambing yang terdiri dari 2 betina dan 1 jantan. Iyaaa kambing kami poligami karena memiliki 2 istri. Dari 2 istri tersebut lahirlah 3 anak. Istri pertama melahirkan 1 anak betina yang cantik jelita dan istri kedua melahirkan 2 anak jantan yang ganteng-ganteng.

Saya mulai dari istri pertama terlebih dahulu. Nahhh istri pertama bernama Mbok Ginten, di beli saat berusia 7 bulan. Dia datang bersamaan dengan istri kedua yang bernama Mbok Rumi. Saat mereka berdua datang mereka masih gadis. Selang dua hari, dibelilah si jantan yang bernama Babe. Hari demi hari, bulan demi bulan kami merawat mereka hingga pada akhirnya tanpa sepengetahuan kami si Babe kawin dengan mereka berdua. Tahu-tuhu dua gadis itu udah bunting. Setelah 6 bulan bunting lahirlah 2 kambing jantan dari istri kedua yang bernama Tole dan Jaka. Beberapa hari kemudian lahirlah Si Ginok dari istri pertama.

Namun nasib istri pertama tak seindah drama korea. Dia harus ditinggalkan suaminya. Sang suami pergi dengan istri kedua beserta kedua anaknya. Mereka di bawa ke blantik, dijual untuk membayar uang sekolah adek saya. Sungguh merana nasib Mbok Ginten, harus merawat ginok seorang diri. Suaminya tega meninggalkan istri dan anaknya demi seorang pelakor. Dasar si jantan yang tak setia.

Waktu berjalan begitu cepat sampai tak terasa jika Ginok sudah dewasa. Waktunya Mbok Ginten mencari papa baru. Menjelang idul qurban, para jantan berjajar rapi. Siap meminang si janda kembang, dipilihlah si jantan dengan jenis yang sama dan kawinlah mereka. Selang satu minggu si jantan harus memenuhi panggilan Tuhan. Dia harus berakhir menjadi hewan qurban. Sungguh akhir yang manis dan mengharukan. Si jantan tidak pergi dengan sia-sia karena Mbok Ginten bunting untuk yang kedua kalinya.

Setelah 6 bulan lamanya, Mbok Ginten melahirkan 3 orang anak. Fantastis bukan,???anak pertama berjenis kelamin jantan diberi nama Gembul Purnomo, dia lahir dengan BB 1,5 Kg dengan bulu yang berwarna hitam dan putih bermotif (seperti delmation, foto yang atas). Anak kedua juga jantan, dengan nama Plentur Wibowo, lahir dengan BB 2 Kg. Anak ketiga diberi nama Ginok Cemplir, lahir dengan BB 2 Kg. Plentur Wibowo dan Ginok Cemplir memiliki bulu yang sama, hanga saja Plentur Wibowo memiliki tanda hitan di lututnya (foto atas, anak yang duduk di atas emaknya). Foto Ginok Cemplir tertutup telinga emaknya.

Ketiga anak Mbok Ginten tumbuh dengan sehat. Namun hal yang sangat disayangkan adalah saat usia 3 minggu Mbok Ginten tidak mau mengakui Gembul. Hal terbukti saat si Gembul hendak menyusu, Mbok Ginten selalu menendangnya dan tidak mau didekati. 

Mungkin karena warna bulu yang berbeda membuat si Mbok e berlaku demikian sehingga setiap harinya saya harus memberinya susu formula hingga tali pusarnya lepas. Si Plentur Wibowo tumbuh menjadi jantan yang gagah dan berwibawa. Kambing paling ganteng sekampung. 

Banyak blantik yang datang menawarnya dan Si Ginok Cemplir tumbuh menjadi gadis cantik kesangan ibuk. Walau si Gembul selalu dianak tirikan namun dia adalah idaman para tetangga. Warna bulunya yang unik membuat para tetangga berwujud manusia ingin membelinya. Tak jarang orang lewat menganggap Gembul adalah anjing. Anjing yang bersuara mbekkk. wkwkwk

Keluarga kami merawat sepenuh hati. Tiap hari kandang selalu dibersihkan. tidak ada kotoran berserakan di bawah karena kotoran langsung ditampung di luar rumah. Dengan model kandang yang lain dari pada yang lain menjadikan kandang mereka selalu bersih dan bebas dari kenangan, ehh maksudnya genangan pipis mereka. hmmm setiap dua hari sekali bapak selalu menyisir bulu mereka sehingga mereka selalu tampak ganteng dan cantik. Kami gemar sekali bermain dengan mereka, jadi mereka selalu mengikuti kemana kami pergi saat mereka dikeluarkan dari kandang. Ohhh iya kambing di rumah tidak pernah di ikat. Mereka bebas dan tidak pernah membuat onar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun