Mohon tunggu...
Usup
Usup Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Konten

Saya Usup, sebagai penulis atau novelis. Saya suka menulis dan kini saya aktif menulis, tergabung dari Getcraft sebagai marketplace, wadah bagi creator untuk memasarkan karyanya. Saya menulis tiga novel saat ini, dan tahun ini novel saya kembali terbit judulnya, #Inilahtantangankita Travel story

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Deli si Pupuk Tanaman Kampungan

22 Agustus 2021   09:52 Diperbarui: 22 Agustus 2021   09:57 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pada suatu hari, ada seorang anak perempuan berusia sembilan tahun, rambutnya di kuncir bak rantai besi, tubuhnya sedikit gemuk, gigi bagian tengahnya ompong, namanya Deli! Ia selalu tersenyum lebar dan ceria. 

Kakeknya membawanya tinggal di Kota Balikpapan, ia menginginkan cucunya bersekolah di sekolah sekelas International, supaya bisa berbahasa Inggris. 

Karena kakeknya sudah berandai -- andai di kepala, jika cucunya akan tinggal di Eropa saat sudah memasuki masa SMA. Kakeknya mau jika Deli harus meninggalkan kebiasan buruk sebagai anak desa yang suka membantu orang tuanya berkebun dan memberi makan kambing. 

Deli hanya menuruti apa yang kakeknya mau. Berusaha hidup normal, apa adanya, tanpa membawa keunikan sejati yang sudah ada dalam diri kita, itu sangat membosankan.

Hari pertama Deli masuk sekolah, banyak anak-anak dalam kelas yang memandang Deli kampungan dan seperti orang gila, Kenapa begitu? Karena Deli suka tersenyum lebar lalu sering menyapa orang baru, namun bagi anak-anak yang berjiwa kota dan modern, '' Iuuh... ada orang aneh? '' Karena kelakuan Deli ini, ia sering di tertawakan, jadi bahan perbincangan, terutama bagi anak-anak perempuan.  '' Kau lihat perempuan ompong yang selalu tertawa seperti nenek sihir?! Hehehe.... Aku bisa tebak, dia pasti anak yang tidak pandai, jangan kita dekati, otaknya bisa menular ke kita. Kampungan. ''

Memang aura Deli tidak bisa di tutupi. Ia terlihat kampungan, kalut dan kurang pandai. Akibat hal ini, Deli menjadi menutup diri lalu tidak suka menunjukan kepandaian di sekolah. Setiap guru bertanya soal apapun yang berhubungan dengan mata pelajaran. '' Deli.. kamu bisa menjawab yang di papan tulis? ''

           '' Tidak bu... Saya tidak bisa dan tidak tahu! '' Padahal Deli tahu.

           '' Apa kamu tidak memperhatikan yang saya jelaskan? ''

Deli hanya diam, dan karena itu, ia seakan membuktikan pada anak-anak dalam kelas, jika benar Deli seorang yang tidak pandai.

Serangan, hinaan, di sekolah itu oleh anak-anak sekolah terus terjadi, namun yang sering di lontarkan. ''Dasar kampungan. '' Deli berat menerima ucapan itu, padahal setiap hari ia selalu berusaha untuk hidup normal seperti kebanyakan anak kota, namun tetap saja.

Sampai suatu hari, ibu guru mata pelajaran IPA, memerintahkan semua murid untuk membawa masing-masing tanaman yang masih hidup di pot. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun