Jawa Timur Merupakan daerah terbesar ke-3 penghasil ubi kayu/singkong dan sampai saat ini mayoritas hasil panen ubi kayu hanya untuk produksi tepung tapioca. padahal ubi kayu memilliki kandungan pati sangat memungkinkan untuk dibuatkan polimer yang biodegradable.
Sebenarnya Indonesia sudah memiliki kurang lebih 3 perusahaan yang memproduksi plastic biodegradable dan ketiga  perusahaan tersebut menggunakan bahan pati yang berasal dari ubi kayu/singkong.
Pembuatan polimer berbahan dasar pati harus menggunakan plastilizer yang berguna untuk memiripkan bioplastik  dengan plastic konvesional yang sudah ada. bahan plastilizer biasanya berupa gliserol, gliserin dan sorbitol.
Kebanyakan produsen memilih gliserol sebagai bahan campuran pati singkong dengan alasan bahwasannya plastilizer gliserol dapat meningkatkan elastisitas dan mencegah kerapuhan pada film plastic.
Polimer dengan bahan utama pati saja memiliki kekurangan, yaitu kurang tahan jika terkena air, plastic polimer akan segera lembek karena kekuatan mekaniknya sangat rendah. Oleh sebab itu penambahan bahan bioplastik lainnya juga harus dicoba sehingga dapat menemukan formulasi yang tepat untuk pengembangan polimer biodegradable.
Sebenarnya sudah banyak yang sudah menciptakan plastic biodegradable dari pati singkong akan tetapi Karena harga dan juga banyak produsen yang masih dalam tahap penelitian yang membuat biopolymer susah berkembang.