Mohon tunggu...
Usniaty
Usniaty Mohon Tunggu... Jurnalis - Publisher

â–¡ Spesifikasi Komunikasi Massa, Publisher, Trampil menulis melalui berbagai flatform media, penulis, esai, sastra, artikel, dan penulis buku Ontologi Sastra Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Kedipan" Pembawa Bencana

7 Juli 2019   11:07 Diperbarui: 7 Juli 2019   17:49 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah mengalami ketika berjalan bersama seorang teman dan bertemu dengan teman yang lainnya kemudian bercengkerama dan bercerita akan berbagai hal, lalu salah satu diantara teman itu saling mengedip-ngedipkan mata  istilah lain adalah menyepelekan dan memandang sebelah mata salah seorang diantara mereka itu.

Berbuat seperti itu sangat rendah ukuran ahlaqnya dimata para  ahli Hikmah.  Adakah dipahami bahwa berbuat seperti itu adalah suatu tindakan yang mencerminkan kerendahan budi pelakunya. 

Karena tanpa disadarinya orang yang di kedip-kedip kan, akan merasa sedih,  dan Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang akan langsung memandang wajah hamba-Nya tersebut, karena seperti yang termaktub dalam janji-Nya bahwa orang-orang yang dianiaya ataupun merasa sedih dengan perbuatan manusia lain terhadapnya, maka Allah akan langsung mengabulkan doanya siapapun dan bagaimanapun keadaan orang itu.

Apakah kita tidak takut terhadap ancaman Allah Azza wa Jalla yang memiliki seluruh alam semesta ini, Dia mampu untuk memutar balikkan keadaan, dimana orang yang menghina akan langsung jatuh derajatnya dalam derajat yang paling bawah.

Perbuatan  mengejek teman seperti itu sama dengan menyepelekan, dan itu kelak apabila terkenang, akan terus menimbulkan goresan hati bagi yang merasa disepelekan, maka berhentilah. Sungguh perbuatan itu sangat tidak dianjurkan karena akan menyakitkan hati yang siapa pun mengalaminya. Ambil dari diri sendiri, pasti anda tak menyukai.

"Sesungguhnya orang-orang yang berdosa, adalah mereka yang menertawakan orang-orang yang beriman. Dan apabila orang-orang yang beriman lalu di hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya.  

Dan apabila orang-orang yang berdosa itu kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira.  Dan apabila mereka melihat orang-orang mukmin, mereka mengatakan: "Sesungguhnya mereka itu benar-benar orang-orang yang sesat", padahal orang-orang yang berdosa itu tidak dikirim untuk penjaga bagi orang-orang mukmin. Maka pada hari ini, orang-orang yang beriman menertawakan orang-orang kafir, mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang. Sesungguhnya orang-orang kafir telah diberi ganjaran terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan" (QS. Al Muthaffifin: 29-34).

Dalam berbagai kitab mulia pun dijelaskan tentang saling menghargai, saling menjaga sikap kepada sesama manusia.

"Jika kalian bertiga, maka janganlah dua orang berbicara/berbisik-bisik berduaan sementara yang ketiga tidak diajak, sampai kalian bercampur dengan manusia. Karena hal ini bisa membuat orang yang ketiga tadi bersedih." (HR. Imm Bukhri dan Imm Muslim dan lafazhnya adalah terdapat dalam Shahh Muslim).

Semua nasehat aturan yang telah ditetapkan alangkah eloknya untuk selalu kita baca dan kita telaah. Untuk kita indahkan dalam sikap.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun