Apa yang terjadi di Ukraina saat ini tidak lebih dari perang antara Rusia melawan NATO yang berbaju Ukraina.
Sebab secara de Facto Ukraina sebagai sebuah negara bisa dikatakan telah" gagal ", sumber pendapatan untuk operasional negara sudah tidak ada, akibatnya kemampuan untuk menggaji aparat juga tidak ada.
Bahwa Pemerintahan Ukraina terlihat masih" eksis" karena ada sokongan dana dari pihak barat yang diperhitungkan sebagai" hutang ".
Olehnya itu Rusia lebih fokus untuk menguasai Ukraina Timur dan Ukraina Selatan dengan target utama menguasai garis pantai sepanjang Ukraina Selatan.dan disaat yang bersamaan menghancurkan gudang persenjataan dan depot BBM Ukraina barat.
Adu strategi antara Rusia melawan NATO makin nyata, ketika pihak NATO ngotot untuk melakukan perlawanan maka arus pengungsi yang memasuki wilayah NATO juga makin banyak.
Dari situ nampak jelas bahwa strategi Rusia dalam menghadapi NATO sudah melalui kajian yang mendalam bahkan sebelum perang itu sendiri dimulai.
Rusia nampak telah memperhitungkan bahwa kemungkinan akan terjadi Perang yang berkepanjangan bakalan muncul.
Olehnya itu pihak Rusia memilih melakukan pendekatan yang lebih fokus, lebih hemat dan makin memperkuat pengerahan pasukan darat dalam menghadapi perang gerilya.
Artinya ketika pihak NATO melakukan perang gerilya dan aksi sabotase di wilayah Ukraina Timur dan selatan maka pihak Rusia juga melakukan operasi militer berlapis dalam menghadapi hal tersebut dan disaat yang bersamaan juga melakukan perang gerilya dan aksi sabotase di Ukraina barat.
Semakin pihak NATO melakukan aksi sabotase di wilayah Ukraina Timur dan selatan maka balasan setimpal juga diberikan oleh pihak Rusia ke Ukraina Barat..
Istilahnya perang hancur hancuran saat ini bakalan terjadi jika pendekatan akal sehat diabaikan.