Selama perang Suriah berkecamuk minimal ada 350.000 warga Suriah yang meninggal dunia, belum lagi jumlah pengungsi yang lari ke luar negeri maupun yang berada di perbatasan dengan Turki yang jumlahnya sangat banyak.
Dari sini muncul pertanyaan pihak manakah yang paling bertanggung jawab atas terjadinya peristiwa peperangan tersebut?.
Jelas tidak ada satu pihak pun yang bersedia untuk dipersalahkan, paling banyak pasti menyalahkan pihak Suriah beserta warganya itu sendiri yang patut disalahkan.
TAPI dalam kacamata" regional ' yaitu wilayah Timur tengah dimana ISRAEL merasa terancam karena dikelilingi oleh negara yang mayoritas penduduknya bersikap tidak ramah terhadap Israel, bisa jadi ada peranan Israel atas terjadinya perang di Suriah tersebut.
Seperti diketahui Suriah sebagai negara yang punya perbatasan langsung dengan Israel adalah negara yang paling banyak menampung pengungsi Palestina yang diusir dari wilayah Israel.
Olehnya itu Israel merasa terancam dengan keberadaan pengungsi Palestina di Suriah dan pemerintahan Suriah yang dinilainya berpihak kepada pengungsi Palestina sekaligus bersikap tidak ramah terhadap Israel.
Olehnya itu Israel berkepentingan untuk mengeleminir " ANCAMAN " yang datangnya dari pengungsi Palestina di Suriah dan Pemerintahan Suriah itu sendiri.
Pemerintahan Suriah yang kuat dan bersikap memusuhi Israel harus dinetralisir agar tidak menjadi" ancaman" bagi Israel.
Dari situ dimulailah operasi" intelejen " untuk menghancurkan rezim Suriah dengan beragam cara dan melibatkan banyak pihak.
Muara dari itu semua terbentuklah beragam kelompok perlawanan di Suriah yang melawan pemerintahan Suriah yang SAH dan diakui secara internasional.
Narasi, framing pembunuhan karakter terhadap rezim Suriah yang SAH dilakukan dan disaat yang bersamaan kelompok perlawanan di Suriah juga dapat dukungan dana, tenaga dan publikasi yang berpihak kepada kelompok perlawanan itu sendiri.
