Sejak awal kepemimpinan Presiden Jokowi periode yang kedua Partai Nasdem mulai jaga jarak dengan Presiden Jokowi.
Memang tidak bersikap oposisi, tapi mulai merapat ke calon potensial untuk capres mendatang (2024) yaitu Anies Baswedan.
Partai Nasdem dengan gigih mulai berpihak kepada Anies Baswedan, program unggulan Anies Baswedan yang dinilainya sukses di ekspose.
Demikian juga Partai Demokrat,disatu sisi tidak bersikap oposisi tapi disisi lain disamping berani bersuara" beda " dengan kubu penguasa, juga berani merapat ke tokoh yang selama ini dinilai berbeda dengan kubu penguasa.
Bisa jadi fenomena parpol mulai menjauh dari Jokowi semakin banyak apalagi ditambah dengan persoalan ekonomi saat ini yang relatif berat bagi pemerintah.
Hal tersebut bisa dilihat dari kritikan pakar ekonomi Indonesia ditambah dengan beban ekonomi yang lumayan besar yang sedang dihadapi oleh pemerintah saat ini.
Tentunya akan bermunculan suara suara tidak puas terkait kinerja pemerintah terkhusus  dibidang ekonomi.
Ketidak puasan masyarakat tersebut bagi partai politik peserta pemilu mendatang merupakan potensi " massa " yang perlu digarap agar bisa mendatangkan suara bagi partai politik peserta pemilu mendatang.
Apakah fenomena makin banyak parpol yang makin menjaga jarak dengan Presiden Jokowi sebagai isyarat bahwa Jokowi mulai ditinggalkan oleh para pendukungnya belum ada yang tahu.
Yang jelas saat ini pemerintah sedang menghadapi persoalan-persoalan yang sangat berat terkhusus persoalan ekonomi dan keuangan.