Mohon tunggu...
usman santosa
usman santosa Mohon Tunggu... Dokter - ...

Pencinta Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Analisis

#2019 Pilpres Damai

25 September 2018   19:22 Diperbarui: 25 September 2018   19:32 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pihak yang paling berkepentingan tentang kelompok mana yang menang dalam PILPRES 2019 mendatang adalah peserta PILPRES 2019 beserta Tim Suksesnya itu sendiri,sedang masyarakat secara umum pilih tidak berharap banyak,takut kecewa.

#2019Gantipresiden bila tercapai,berarti ganti penguasa,berarti terjadi bagi bagi kekuasaan bagi penguasa baru.

Pihak yang kalah,kehilangan kekuasaan,lalu kecewa,jadi barisan sakit hati,lalu menghimpun massa,balik menyerang/bersikap oposisi terhadap penguasa baru dst.....dst..siklus penguasa vs oposisi berputar silih berganti tiada henti...

Tidak ada yang salah berebut kekuasaan dikemas dengan istilah berbakti pada nusa ,bangsa Dan negara Indonesia.

Soal kemudian dalam berbakti tersebut belum berhasil menunaikan janji politik sesuai yang dikampanyekan ya wajar saja....alasan untuk itu sudah tersedia.

Masih bisa dipercayakah sistim Demokrasi saat ini???,jawabannya ya "relatif",sebab berhasil tidaknya tergantung banyak variabel,semakin banyak variabel terpenuhi potensi berhasil juga tinggi.

Bagi pihak yang berharap lewat Demokrasi perekonomian membaik tapi tanpa diimbangi dengan kerja keras,kerja cerdas Dan dalam bekerja tersebut tidak disertai pemanfaatan ilmu Dan tehnologi secara optimal sesuai bidang kerjanya ya sulit tercapai.

Intinya adalah Demokrasi adalah pilihan paling Damai dalam proses pergantian "kekuasaan"dibanding lewat perang/kudeta.

Menjadi tugas bersama adalah agar cara DAMAI tersebut juga memberi efek positif bagi masyarakat untuk lebih sejahtera lewat perilaku yang konstruktif,kerja keras,rajin belajar,budaya hemat Dan perilaku terpuji.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun