Dalam perang parit/kandaq Nabi Muhammad SAW menghadapi musuh dua kelompok sekaligus,dari garis depan berhadapan dengan pasukan koalisi dari Mekkah,sedang dari garis belakang ancaman dari warga Yahudi Madinah.
Lewat diplomasi,taktik mengulur ulur,pasukan Yahudi Madinah berhasil diprovokasi untuk menunda serangan,sehingga Nabi Muhammad SAW bisa fokus hadapi pasukan dari Mekkah.
Keunggulan pasukan Nabi Muhammad SAW adalah masih segar,menguasai medan perang,sedang pihak musuh menang jumlah,capek duluan karena berjalan jauh dan tidak menguasai Lewat keunggulan tersebut pasukan lawan bisa dibikin kocar kacir kemudian bubar lalu menyerah.
Setelah berhasil mengalahkan pasukan koalisi dari Mekkah,pasukan tersebut langsung diarahkan mengepung pasukan bani yahudi mekkah, di hari jumat jelang malam,sehingga pas hari sabtu pagi dinihari berhasil mengepung dan menguasai benteng pertahanan bani yahudi.
Hari sabtu adalah hari pantangan berperang bagi bani yahudi Madinah,sehingga perlengkapan perang masih tersimpan di gudang senjata,dan gudang tersebut berhasil dikuasai pasukan Nabi Muhammad SAW.
Tanpa terjadi pertumpahan darah,lawan menyerah,kemudian diadili oleh hakim yang disepakati kedua belah pihak.
Bani Yahudi Madinah tiga kali melanggar kesepakatan yang tertuang dalam piagam Madinah,berupa berkomplot dengan musuh ikut memusuhi Nabi Muhammad SAW,padahal seharusnya sesuai kesepakatan membantu Nabi Muhammad SAW.
Pengaruh Nabi Muhammad SAW sebagai kepala negara yang membawahi banyak suku seputaran madinah makin meluas,akibat makin banyak suku yang bergabung sesuai kesepakatan "Piagam Madinah".
Disaat yang sama pemerintahan mekkah makin berkurang pengaruhnya karena banyak suku yang pilih bergabung dengan Nabi Muhammad SAW.
Akibat harta rampasan perang/ghanimah yang menjadi bagian Nabi Muhammad SAW makin besar,maka Nabi Muhammad SAW mampu membiayai utusan ke berbagai daerah untuk "berdakwah"..bersambung