Bima Research Center kembali menyelenggarakan kegiatan Sarasehan Sosial setelah dari Kec. Langgudu dan Sape dengan tema "Internalisasi Nggusu Waru sebagai Upaya Mewujudkan Bima yang Bahagia Dunia Akhirat" terlaksana dengan baik di Kantin Yuank, 30 Maret 2018 sejak pukul 20.30 -- 00.30.
Muh. Fitrah, M.Pd selaku Direktur Bima Research Center (BRC) dalam pengantarnya, mengatakan bahwasannya kegiatan sarasehan sosial ini bertujuan untuk menemukan regulasi-regulasi kebermaknaan Nggusu Waru untuk di hidupkan dan diviralkan kembali di Bima, sebab Nggusu waru telah hilang nilai-nilai filosofi yang terkandung didalamnya di kehidupan masyarakat Bima.Â
Kegiatan dihadiri sebanyak 70 peserta yang terdiri dari berbagai organisasi, seperti HMI, IMM, BEM Se-Bima, Organisasi Penguyuban Di Bima. Elyasa, M.Pd yang bertindak sebagai Presenter Sarasehan Sosial mengawali dengan jejak agenda Roadshow BRC dalam membumikan Nggusu Waru di Bima sebagai nilai-nilai filosofi masyarakat Bima yang memiliki kekhasan yang barang tentu dapat di jadikan sebagai harapan dari kriteria pemimpin yang akan datang di Bima untuk wujdukan Bima yang bahagia "Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur".
Narasumber Sarasehan Sosial kali ini ialah Dr. Hermawan Saputra, M.Kes, MARS., (Ka. Prodi IKM SPs UHAMKA) asli Sape-Bima. Sungguhan topik yang disampaikan ialah pentingnya implementasi Nilai-nilai Nggusu Waru untuk Keseimbangan Hidup Masyarakat Bima. Pada kesempatan ini beliau menjelaskan bahwa Nggusu Waru telah lama kami diskusikan di Jakarta dan Nggusu Waru bukan sesuatu hal yang baru. Pimimpin untuk Bima kedepannya ialah perlu memiliki nilai-nilai dari Nggusu Waru yang tertanam dalam diri yang sehat. Sehat yang dimaksudkan ialah cerdas dan mampu mengimplementasikan nggusu waru itu sendiri di lingkungan sosial.
Dr. Ridwan, M. Said, M.H., (Pakar Hukum di Bima)., "Relevansi Nilai-Nilai Nggusu Waru Dalam Kebijakan Hukum Masyarakat Bima". Konten ini beliau mengupas dalam perspektif hukum di Indonesia. Hukum di Indonesia ada yang di gunakan sampai hari ini ialah adopsi dari Belanda. Walaupun demikian ada hukum islam dan hukum adat.
Dr. Juwaidin, M.Pd., (Akademisi) "Implementasi Nilai-Nilai Nggusu Waru Dalam Pendidikan". Point kupasan beliau lebih kepada harapan ada sebauh produk yang benar-benar membahas Nggusu Waru dalam pendidikan. Sehingga asumsi nggusu waru tidak sekedar wacana obrolan saja, akan tetapi memiliki pijakan jelas untuk mendorong pendidikan di Bima dengan kekayaan kearifan lokal yang dimiliki.
Usman D Ganggang, M.Pd., (Sastrawan) "Implementasi Nilai-Nilai Nggusu Waru Dalam Kehidupan Masyarakat Bima". makna Nggusu Waru memiliki filosofi yang bernilai tinggi dan tidak hanya tinggi akan tetapi maknanya seluas samudra dan membantu dalam membangun kehidupan yang beramanah. Oleh karenanya makna nggusu waru ini jika kemudian di implementasikan dalam kehidupan dou mbojo maka bahagia dunia dan akhirat tentu akan tercapai. Solusi jitu hanyalah bentuk praktik dalam kehidupan keseharian kita terutama harus memiliki prinsip rombo dan toa. Implementasi yang di berikan penekanan dari beliau ialah 3T (Rapat, Â Nasehat & Terbang).
Muhammad Yunus (Direktur Rumah Cita) dengan sub tema "Nggusu Waru, Proyeksi Pemuda dan Pemimpin Mada Depan untuk Bima". Kupasan yang ditekankan oleh beliau dalam hal ini ialah dengan mengawali kondisi sosial generasi saat ini dan menyesalkan minimnya literatur untuk dikonsumsi masyarakat Bima tentang Nggusu Waru. Nggusu waru memiliki Value baik, sebab adanya value dalam diri calon pemimpin yang akan datang minimal menghadirkan regulasi untuk Dana Mbojo.
Setelah sesi penyampaian pengantar nggusu waru dari berbagai sudut pandang usai, Elyasa melemparkan moment untuk saling berbagi pandangan dengan konsep nggusu waru. Penekanannya ialah bukan pada kritisi pemimpin hari ini, akan tetapi yang harus ditunjolkan ialah bentuk dan konsep kedepan untuk mewujdukan bima yang bahagia, baik dunia dan akhirat.