Mohon tunggu...
Uswatul Fitriyah Osadi
Uswatul Fitriyah Osadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Instagram @pesan.us

I'm happy, hurting and healing at the same time..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Ibu, Jangan Calistung!"

21 Maret 2018   16:00 Diperbarui: 21 Maret 2018   16:20 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
brilliantmindsacademy.com

Sering sekali kita terpaksa mengatakan "iya" untuk menjawab permintaan orang lain yang tidak bisa kita tolak, dan menghargai itu. Meskipun permintaan tersebut tidak baik bagi kita, kita terpaksa mengatakan "iya" karena kita takut untuk mengatakan "tidak". Harus diakui, untuk mengatakan "tidak" sebagai bentuk penolakan memang tak mudah meskipun itu bertujuan baik bagi kita sendiri. 

Bila anak-anak Anda selalu Anda paksakan untuk melakukan hal-hal yang tidak dia senangi, apa anak-anak Anda akan menolaknya? Kebanyakan ada yang "iya" dan ada yang "tidak". Dengan alasan anak-anak bilang "iya" kebanyakan karena terpaksa dan takut untuk bilang tidak kepada orang tua mereka. Bayangkan posisi Anda ada dalam diri anak-anak Anda sendiri.

Dengan zaman modern seperti ini, seharusnya mom tahu dong dampak dari pembelajaran calistung pada anak-anak dibawah umur?

Dalam lingkup pembelajaran atau pendidikan, sejak kecil kebanyakan orang tua sudah memaksakan pada anak-anak untuk tetap bisa dalam melakukan segala hal, seperti dalam membaca, menulis dan berhitung di Pendidikan Anak Usai Dini. Sedangkan, calistung sudah benar-benar tidak diperbolehkan hingga Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang masalah ini, hanya saja masih banyak institusi PAUD melakukan itu karena kebanyakan tuntutan dari para orangtua dan SD itu sendiri. Berdasarkan pada aturan hukum yang diatur dalam Permendiknas RI No. 58 TAHUN 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Ada 4 tingkat pencapaian terkait dengan kemampuan calistung bagi anak usia 4-6 tahun, yaitu:

  1. Pura-pura membaca cerita bergambar dalam buku dengan kata-kata sendiri.
  2. Berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca, menulis dan berhitung.
  3. Membaca nama sendiri.
  4. Menuliskan nama sendiri.

Banyak orangtua menuntut kepada anak-anak mereka untuk JANGAN TAKUT BILANG "TIDAK BISA", terkesan sangat memaksa, padahal dunia anak-anak adalah dunia bermain, dimana anak-anak bebas dalam mengekspresikan dirinya, hidupnya bahkan mereka terkenal polos tanpa ada beban hidup sama sekali, dan jika kebanyakan orangtua memaksa kehendak anak-anaknya, dan apa yang akan terjadi jika semua itu dipaksakan tidak sesuai dengan umur anak.

 Memaksakan anak-anak untuk menguasai calistung pada usia dini justru akan merusak kecerdasan mentalnya. Ia mungkin tampak genius secara kognitif, namun fungsi otak lainnya akan terganggu, karena tidak sesuai dengan umur anak-anak. Otak manusia tidak hanya berfungsi untuk mengolah informasi kognitif, namun juga nalar, nilai atau karakter (akhlaq).

Tetapi bukan berarti anak usia dini sama sekali dilarang belajar calistung, kerna belajar calistung secara tidak langsung masih diperbolehkan, atau dengan para orangtua memberikan stimulasi untuk memancing kognitif anak itu. Contohnya dengan lagu, bermain simbol, warna-warna. Pendidikan Anak Usia Dini juga tidak semua melakukan pembelajaran calistung secara konkret, tetapi maish banyak PAUD yng belajar calistung dengan metode seperti bernyanyi atau leat cerita, atau dengan cara menjejer beberapa gambar hewan peliharaan sambil menyebutkan jumlahnya, atau mengenalkan warna-warna dasar.

Mengajarkan anak-anak berhitung masih diperbolehkan, asalkan disampaikan dengan cara yang menyenangkan dan disukai anak.

Sumber : 1 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun