Mengeyam bangku perkuliahan menjadi cita-cita terbesar beliau sewaktu kecil.
Inspirasi ini saya peroleh dari Madi Ar-Rahim atau biasa disapa Pak Madi, beliau merupakan salah satu dosen muda dari program studi Teknik Sistem Energi, Institut Teknologi Sumatera.
Siapa sangka, dibalik rentetan penghargaan dan prestasi yang ia raih, terdapat sekelumit kisah yang sulit untuk diungkapkan dengan deretan kata-kata. Pertama kali berjumpa dengan beliau melalui siaran seminar ini, saya mendapatkan suatu pelajaran berharga darinya.
Cerita kecil yang ia torehkan dari desa, mampu mematahkan pendirian hati yang teguh untuk meneteskan air mata. Kisah ini beliau adaptasi dari pengalamannya selama berjuang menempuh pendidikan. Kesuksesan tersebut, tidak dengan mudahnya diraih begitu saja, ada kekalutan dan ketakutan dalam setiap proses pencapaiannya. Tapi beliau tidak pernah pantang menyerah, demi mimpi dan cita-cita yang diberikan dari keluarga terutama orang tuanya, beliau membulatkan tekad untuk terus melangkah menghadapi rintangan.
Sampai pada akhirnya, satu per satu kesuksesan itu, mampu ia genggam dengan semangat juangnya di jalan Illahi Rabbi.
Pesan yang begitu bermakna, yakni tentang mimpinya yang tak pernah padam. Beliau mengatakan, mimpi menjadi pondasi utama untuk membangun semangat juangnya. Melalui mimpi, beliau menyusun rencana dan usaha yang akan dilakukan. Beliau menuliskannya dalam 100 mimpi yang senantiasa ia tempel di dinding kamar asramanya semasa berkuliah.
Lagi-lagi, beliau berhasil membuat hati saya terenyuh dengan setiap pengakuannya. Seorang anak penarik becak yang memiliki mimpi besar untuk berkuliah dan dapat berdiri dengan gagah di acara wisuda, menjadi tolak ukur kesuksesan yang dirasa mustahil untuk kebanyakan orang.
Bagaimana tidak? Saat kondisi himpitan ekonomi menerjang keluarganya dengan latar belakang yang sama sekali tidak mendukung, beliau mampu memberanikan diri untuk sekadar bermimpi. Sampai suatu ketika, beliau memulai usahanya di bangku perkuliahan, tepatnya di Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Mimpi itu dimulai...
Selama pencapaian mimpi itu, terdapat banyak sekali kegagalan yang harus ia hadapi. Namun, beliau menganggap semua kegagalan tersebut adalah teman baiknya. Sehingga, ribuan kali kegagalan yang ia dapatkan, tidak mengendurkan satu kali pun semangatnya untuk meraih mimpi.