Mohon tunggu...
urwah alwutsqo
urwah alwutsqo Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa baruu

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Belajar Pola Asuh agar Anak Tidak Alami Kesulitan Belajar!

21 November 2022   18:30 Diperbarui: 21 November 2022   18:37 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Pola asuh adalah cara yang digunakan dalam usaha membantu anak untuk tumbuh dan berkembang dengan merawat, membimbing dan mendidik, agar anak mencapai kemandiriannya (Kamus Bahasa Indonesia, 2000). Pola asuh juga merupakan kebiasaan yang di lakukan oleh orang tua kepada anak yang dapat dirasakan pula dampak nya baik oleh orang tua maupun anak yang di beri pola asuh tersebut. Tentunya pola asuh ini berbeda dari segala aspek pada setiap orang tua, hal itu pula yang menyebabkan adanya beberapa gangguan belajar bagi beberapa anak yang mendapat pola asuh kurang baik dan kurang memadai.

Beberapa pola asuh ada yang dapat menyebabkan kesulitan belajar bagi anak di masa mendatang, salah satu kesulitan belajar yang dapat terjadi karena kesalahan pola asuh adalah disleksia. Disleksia sendiri adalah Disleksia adalah kondisi ketidakmampuan anak dalam membaca, menulis dan mengeja yang paling umum dan kompleks (Munawaroh & Anggrayni, 2007). Disleksia merupakan kondisi dimana individu yang mengalaminya memiliki IQ normal bahkan diatas normal, akan tetapi memiliki daya kemampuan membaca yang rendah. Gangguan dapat juga terjadi pada proses pengkodean huruf ataupun angka yang berdampak pada penyimpanan memori jangka pendek, persepsi visual, pendengaran, berbicara perilaku, dan keterampilan motorik (JAMARIS EDWITA, 2014).

Menurut Biro Pusat Statistik Indonesia (2010) (Biro Pusat Statistik (BPS), 1987) anak-anak diusia 5-7 tahun berjumlah sekitar 24 juta. Usia 5 dan 7 tahun ini menjadi perhatian tersendiri karena di usia inilah anak-anak pertama kali dikenalkan dengan kemahiran membaca. Disleksia ini dikatakan sulit untuk bisa disembuhkan, tetapi dapat membaik seiring perkembangan anak. Penelitian-penelitian yang dilakukan di negara maju menunjukkan bahwa pendeteksian disleksia sejak dini diikuti dengan penanganan yang baik dan sesuai akan memberikan hasil yang baik pula (Desiningrum, 2017; Tamasse, 2017). Oleh sebab itu pola asuh sangat menentukan bagaimana kondisi anak kita.

Disleksia bukanlah penyakit, ia hanya gangguan belajar pada membaca, menulis dan mengeja. Kesulitan belajar ini memerlukan perhatian lebih dan khusus dari pihak yang bersangkutan. Pola asuh yang membiasakan anak untuk membaca bisa meminimalisir disleksia sejak dini, karena beberapa kasus bahwa penderita disleksia memiliki IQ tinggi namun memiliki minat baca rendah dan lebih suka belajar dari mendengar.

Orangtua dengan tingkat sosio ekonomi rendah cenderung lebih mengendalikan, otoriter. Namun pada orangtua dengan tingkat sosio ekonomi tinggi cenderung lebih demokratis. Orangtua yang berpendapatan menengah dan tinggi lebih sering memikirkan pendidikan sebagai sesuatu yang harus didorong oleh orangtua dan guru. Sebaliknya, orangtua dengan pendapatan rendah lebih cenderung memandang pendidikan sebagai tugas guru (Akhyadi & Mulyono, 2019; John W. Santrock,2017). Semua orang tua dapat menerapkan pola asuh apaapun pada anak, tapi Kembali lagi pada keutuhan apa yang di butuhkan oleh anak agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

Bukan keinginan semua orang tua agar anak nya memiliki kekurangan maupun kesulitan belajar, tetapi perlu disadari lebih awal tentang pola asuh, karena banyak beberapa orang tua yang tidak menyadari bahwa beberapa pola asuh yang diterapkan kurang baik bagi anak. Yang akhirnya menyebabkan kesulitan belajar bagi anak. Maka dari itu sangat disarankan bagi para calon orang tua agar semakin menambah wawasan tentang pola asuh yang benar dan baik bagi anak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun