Mohon tunggu...
urip widodo
urip widodo Mohon Tunggu... Karyawan BUMN -

seorang ayah 4 org anak, karyawan bumn, dan seorang yg sngat suka membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Boneka

14 Februari 2019   15:56 Diperbarui: 14 Februari 2019   15:59 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sepertinya hampir semua orang pada waktu kecilnya senang akan boneka, baik laki-laki maupun perempuan. Boneka adalah salah satu jenis mainan yang tidak akan punah, paling berubah bentuk atau model. Bahkan ada boneka yang sampai saat ini tetap disukai anak-anak walaupun modelnya sama persis seperti boneka zaman opa dan oma mereka, seperti boneka hello kitty, boneka panda, dan yang lainnya.

Bahkan boneka kadang menjadi salah ikon budaya sebuah daerah atau Negara, dalam bentuknya yang lain, seperti wayang. Ya, kita mengenal wayang golek adalah ciri khas budaya sunda, wayang kulit ciri khas budaya jawa, dan sebagainya. Beberapa Negara pun memiliki ciri khas budaya berupa boneka (wayang) seperti Jepang, Korea, dll.

Wayang dimainkan dengan cara digerakkan oleh seseorang yang disebut dalang. Boneka pun dimainkannya dengan cara digerak-gerakkan oleh yang memainkannya, anak kecil. Hanya teknologi yang menggantikan peran manusia dalam memainkan boneka, sehingga kita kenal boneka remote, atau robot-robotan.

Tulisan ini tidak akan membahas secara detail apa itu boneka, tapi penulis merasa tertarik melihat kondisi pemerintahan sekarang dalam kebijakan-kebijakan (tidak perlu lah disebutkan kebijakan-kebijakan pemerintah apa yang membuat penulis tertarik atau bingung atau lucu). Dihubungkan dengan karakter boneka, sepertinya pemerintah sekarang tidak punya independensi dalam mengatur Negara, seperti wayang yang tidak punya kemampuan bergerak kalau tidak digerakkan oleh sang dalang.

Prof. Dr. Amin Rais dalam salah satu tulisannya di harian Republika dulu pernah menyebut bahwa dalam dunia politik ada yang disebut puppet regime atau pemerintah boneka. Maksud beliau, pemerintah boneka adalah pemerintah yang tidak boleh punya inisiatif dan dilarang keras bergerak dan melangkah sendiri. Skenario seluruh tindakan, aksi dan reaksi pemerintah boneka ditentukan oleh kekuatan yang berada di balik pemerintah boneka tersebut.

Menurut beliau ada lagi istilah terkait boneka, yaitu puppet leader, atau pemimpin boneka. Sama seperti boneka (wayang) pemimpin boneka tidak bisa apa-apa di luar pengarahan yang mengendalikannya.

Ada tiga ciri menonjol dari pemimpin boneka. Pertama, ia tidak memiliki wawasan cukup luas untuk melihat permasalahan yang dihadapi dengan perspektif jauh ke depan, Ia mengidap keterbatasan-keterbatasan; keterbatasan pengetahuan, keterbatasan pengalaman, dan keterbatasan pergaulan.

Kedua, ia tidak pernah membuat keputusan sendiri, sebaliknya ia menanti "aba-aba" dari dalangnya. Dan ketiga, ia selalu menghindar dari konferensi pers karena tidak memiliki cukup kepercayaan diri.

Apakah sekarang kita dipimpin oleh puppet leader, atau bahkan Indonesia sekarang menjadi puppet regime ?

Wallahu 'alam

@uripwid

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun