Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hikmah Ramadhan 6: Menanggalkan Keegoisan

6 Maret 2025   06:54 Diperbarui: 6 Maret 2025   06:54 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Melepaskan diri di hadapan Allah / sumber: dokpri uripwid, drawn by ai

Di hari keenam Ramadhan kita akan kembali merenungi salah satu hikmah dari kitab al-Hikam. Hikmah ke-11 yang berbunyi:

"Kuburlah wujudmu (eksistensimu) di dalam bumi kerendahan (ketiadaan); maka segala yang tumbuh namun tidak ditanam (dengan baik) tidak akan sempurna buahnya."

Hikmah ini mengajarkan kita tentang pentingnya "mengubur" diri, baik saat berbadah maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Tentu saja maksudnya bukan menggali tanah lalu badan kita ke dalamnya, atau menghilangkan fisik kita. Tetapi lebih kepada melepaskan diri dari rasa egois, kepentingan pribadi, dan keterikatan pada dunia. Ini adalah cara untuk lebih fokus pada Allah dan merasakan kedekatan dengan-Nya.

Menghilangkan Ego dan Kepentingan Pribadi

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering terjebak dalam perasaan egois. Sering menganggap bahwa segala sesuatu harus sesuai dengan keinginan dan harapan pribadi.

Namun, menurut hikmah di atas, justru untuk mencapai kesempurnaan beribadah, kita harus menanggalkan rasa ego tersebut. Ibn Atha'illah As-Sakandari, penulis kitab Al-Hikam, mengingatkan kita bahwa jika kita masih terikat pada egosentrisme, maka ibadah kita tidak akan sempurna. Itu karena hati kita belum sepenuhnya tunduk dan ikhlas hanya kepada Allah.

Begitupun Imam Al-Ghazali, penulis kitab Ihya Ulumuddin, berkata. Beliau berkata, "Tawakal adalah menyerahkan segala urusan kepada Allah setelah melakukan usaha yang maksimal." Namun, tawakal yang sejati hanya bisa tercapai jika kita dapat melepaskan diri dari ego dan keinginan duniawi. Ini berarti, meskipun kita berusaha keras dalam hidup, kita harus tetap sadar bahwa hasil akhirnya hanya milik Allah.

Kesempurnaan Ibadah yang Dicapai dengan Ikhlas

Hikmah ini juga mengingatkan kita tentang kesempurnaan ibadah. Ibadah yang sempurna bukan hanya dilihat dari seberapa banyak amal yang dilakukan, tetapi juga dari niat dan ketulusan hati kita dalam melaksanakannya. Jika kita masih sibuk dengan diri sendiri, maka ibadah yang kita lakukan kurang bernilai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun