Di hari keenam Ramadhan kita akan kembali merenungi salah satu hikmah dari kitab al-Hikam. Hikmah ke-11 yang berbunyi:
"Kuburlah wujudmu (eksistensimu) di dalam bumi kerendahan (ketiadaan); maka segala yang tumbuh namun tidak ditanam (dengan baik) tidak akan sempurna buahnya."
Hikmah ini mengajarkan kita tentang pentingnya "mengubur" diri, baik saat berbadah maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Tentu saja maksudnya bukan menggali tanah lalu badan kita ke dalamnya, atau menghilangkan fisik kita. Tetapi lebih kepada melepaskan diri dari rasa egois, kepentingan pribadi, dan keterikatan pada dunia. Ini adalah cara untuk lebih fokus pada Allah dan merasakan kedekatan dengan-Nya.
Menghilangkan Ego dan Kepentingan Pribadi
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering terjebak dalam perasaan egois. Sering menganggap bahwa segala sesuatu harus sesuai dengan keinginan dan harapan pribadi.
Namun, menurut hikmah di atas, justru untuk mencapai kesempurnaan beribadah, kita harus menanggalkan rasa ego tersebut. Ibn Atha'illah As-Sakandari, penulis kitab Al-Hikam, mengingatkan kita bahwa jika kita masih terikat pada egosentrisme, maka ibadah kita tidak akan sempurna. Itu karena hati kita belum sepenuhnya tunduk dan ikhlas hanya kepada Allah.
Begitupun Imam Al-Ghazali, penulis kitab Ihya Ulumuddin, berkata. Beliau berkata, "Tawakal adalah menyerahkan segala urusan kepada Allah setelah melakukan usaha yang maksimal." Namun, tawakal yang sejati hanya bisa tercapai jika kita dapat melepaskan diri dari ego dan keinginan duniawi. Ini berarti, meskipun kita berusaha keras dalam hidup, kita harus tetap sadar bahwa hasil akhirnya hanya milik Allah.
Kesempurnaan Ibadah yang Dicapai dengan Ikhlas
Hikmah ini juga mengingatkan kita tentang kesempurnaan ibadah. Ibadah yang sempurna bukan hanya dilihat dari seberapa banyak amal yang dilakukan, tetapi juga dari niat dan ketulusan hati kita dalam melaksanakannya. Jika kita masih sibuk dengan diri sendiri, maka ibadah yang kita lakukan kurang bernilai.