Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Toleransi yang Diajarkan Rasulullah

28 September 2022   13:56 Diperbarui: 28 September 2022   14:06 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi toleransi dalam interaksi sosial/sumber: pexels-cedric-fauntleroy-7221279

Para pemuka Quraisy sudah mumet berat dengan dakwah Rasulullah Saw. Orang-orang Makkah semakin hari semakin banyak yang menjadi pengikutnya. Meninggalkan agama lama, menyembah berhala.

Para pemuka Quraisy merasa Hegemoni mereka terancam. Dan mereka sudah sepakat hal ini tidak boleh dibiarkan. Harus dilakukan sesuatu untuk menghentikannya.

Banyak yang sudah mereka lakukan. Dari mulai aksi intimidasi-fisik maupun psikir-terhadap pengikut Rasulullah dari kalangan bawah seperti para budak, sampai aksi mencemarkan Rasulullah. Mereka memviralkan bahwa Rasulullah sebenarnya dukun, tukang sihir. Termasuk menyebut Rasulullah sebagai orang gila.

Namun, semua aksi itu tidak ada hasilnya. Mereka yang merasa tertarik dengan dakwah Rasulullah langsung mengucapkan syahadat untuk memeluk Islam sebagai agama baru.

Sampai kemudian mereka menemukan gagasan baru. Mereka menyadari, menahan orang Makkah untuk tidak mengikuti agama baru yang dibawa Rasulullah adalah hal yang sulit. Mereka sepakat untuk membujuk Rasulullah agar mengurangi aktivitas dakwahnya.

"Aku yakin, kalau Muhammad mengurangi ajakannya untuk pindah agama, maka akan berkurang pula orang-orang Mekkah yang meninggalkan agama kita." Abu Jahal mengemukakan alasannya.

Para pemuka Quraisy kemudian mengutus Walid bin Mughirah, Ash bin Wail, Aswad bin Abdul Muthalib dan Umayyah bin Khalaf untuk menemui Rasulullah.

Setelah berada di hadapan Rasulullah, Walid bin Mughirah berkata, "Ya Muhammad, kami mempunyai gagasan yang baik, yang sekiranya engkau setuju, maka kami tidak akan lagi melakukan sesuatu yang merugikan pengikutmu."

Rasulullah hanya tersenyum.

"Begini Muhammad, bagaimana kalau kita menyembah Tuhan bergantian. Kami akan ikut menyembah Tuhan yang engkau sembah, tapi esok hari engkau harus ikut bersama kami menyembah Tuhan kami, dan esoknya lagi giliran kami menyembah Tuhan engkau, berikutnya engkau menyembah Tuhan kami," lanjut Walid bin Mughirah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun