Mushab bin Umair bergeming. Dia hanya duduk tenang, tidak memberi respon.
Sehari lewat, kondisi ibunya mulai lemah. Tekadnya cukup kuat untuk mengembalikan anak kesayangannya pada kepercayaan nenek moyang.
Di hari kedua bobot tubuh ibunya merosot tajam. Jangankan berjalan, hanya sekedar bangkit dari pembaringan saja harus dibantu.
Di hari kedua itu pula, kondisi ibunya diperlihatkan kepada Mushab bin Umair. Keluarganya berharap dengan melihat kondisi ibunya, perempuan yang paling disayangi dan dicintai, yang sangat memprihatinkan akan mengubah pendirian Mushab bin Umair.
Namun, mereka semua kaget dengan apa yang dikatakan Mushab bin Umair. "Wahai ibu, seandainya ibu memiliki nyawa lebih dari satu, lalu ibu menyiksa diri kemudian meninggal, lalu hidup lagi dan menyiksa diri lagi kemudian meninggal, dan kemudian hidup lagi untuk menyiksa diri lagi, supaya aku berubah pikiran. Maka sungguh tidak akan aku tinggalkan agama yang mulia ini."