Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Freelancer - Pensiunan yang ingin terus menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berusaha menuliskan apa saja yang bermanfaat, untuk sendiri, semoga juga untuk yang lain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Anak Pendeta yang Jasadnya Dimandikan Malaikat

23 April 2021   05:38 Diperbarui: 23 April 2021   05:49 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam menjelang keberangkatan pasukan Muslim ke Uhud terjadi kesibukan di Madinah. Mendengar orang-orang Quraisy akan menuntut balas atas kekalahan mereka di Badar dengan mengerahkan pasukan sangat banyak, Rasulullah Saw pun mempersiapkan pasukan. 

Semua potensi kekuatan dikerahkan oleh Rasulullah Saw untuk mengimbangi pasukan Quraisy. Terdata kemudian, pasukan Muslim yang siap berangkan esok pagi sebanyak seribu orang. salah satunya adalah Hanzhalah bin Amir Ar-Rahib.

Hanzhalah adalah pengantin baru. Beberapa hari sebelumnya Rasulullah Saw menikahkan dia denga putri seorang tokoh Madinah, Abdullah bin Ubay bin Salul, yang bernama Jamilah.

Di tengah kesibukan mempersiapkan keberangkatan ke Uhud, malam itu Hanzhalah meminta izin kepada Rasulullah Saw untuk pulang menemui istrinya. 

Rasulullah Saw hanya tersenyum mendengarnya. Beliau paham, sebagai pengantin baru tentu gejolak kerinduan dan syahwat selalu muncul di dalam jiwa Hazhalah. Mendapat restu dari Rasulullah, Hanzhalah segera pulang menemui istrinya.

Hanzhalah terlahir dari seorang pendeta suku Aus, Amir Ar-Rahib. Ar-Rahib (pendeta) adalah gelar yang diberikan kepada ayah Hanzhalah. Saat mendapatkan keterangan bahwa akan muncul Nabi baru di Jazirah Arab, dia berharap Nabi terakhir tersebut terlahir dari suku Aus. Ternyata harapannya kosong. Nabi terakhir ternyata lahir dari suku Quraisy. Sehingga kemudian timbul kebenciannya terhadap Rasulullah dan pengikutnya.

Namun, kebencian Amir Ar-Rahib ternyata justru menjadi pemicu turunya hidayah kepada putranya, Hanzhalah. Saat Rasulullah Saw dan kaum Muslimin hijrah ke Madinah, Hanzhalah mengucapkan dua kalimat Syahadat, menyatakan diri menjadi pengikut Rasulullah Saw.

Hanzhalah bahkan mengumumkan keislamannya kepada keluarganya. Tak peduli akan akan sikap ayah dan keluarganya yang kemudian membencinya. Baginya, kecintaan kepada Rasulullah Saw di atas kecintaan kepada keluarga.

Sampai kemudian terjadi perang Uhud. Hanzhalah yang tidak ikut serta dalam Perang Badar beberapa tahun sebelumnya, dan merasa iri dengan keistimewaan yang Allah Swt berikan kepada Ahli Badar (sebutan untuk Muslim yang ikut Perang Badar), sangat antusias ketika Rasulullah Saw memobilisasi pasukan Muslim.

Statusnya sebagai seorang pemuda yang baru menikah tidak menghalangi niat kuatnya untuk pergi berjihad. Gejolak syahwatnya sudah dikalahkan dengan gemuruh mahabah (cinta) kepada Islam dan Rasulullah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun