Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Freelancer - Pensiunan yang ingin terus menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berusaha menuliskan apa saja yang bermanfaat, untuk sendiri, semoga juga untuk yang lain

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Duel

8 Maret 2021   08:26 Diperbarui: 8 Maret 2021   08:29 974
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hampir saja pedang Utbah berhasil memisahkan kepala Ubaidah dari badannya, kalau pedang Ali bin Abi Thalib tidak menahannya. Hanya beberapa senti di atas tengkuk Ubaidah.

Melihat serangannya gagal, Utbah bertambah emosi, lalu mengayunkan pedangnya menyerang Ali. Ali tidak mengelak, tapi menahan dengan pedangnya dan kemudian mendorong tubuh Utbah. Tubuh Utbah pun terjengkang ke belakang, Hamzah yang kebetulan berdiri di belakang Utbah tidak menyia-nyiakan kesempatan. Ditusukkannya pedangnya ke punggung Utbah sampai tembus ke depan. Utbah bin Rabi'ah pun tewas dengan mata terbelalak. Sesaat Hamzah menoleh ke arah pasukan Muslim. Netranya menatap Huzaifah, dan terlihat Huzaifah bin Utbah menundukkan kepala seraya menutup muka dengan kedua telapak tangannya.

Hamzah dan Ali kemudian mendekati Ubaidah bin al-Harits yang tergolek lemah karena banyak mengeluarkan darah, keduanya lalu membawa Ubaidah bin al-Harits kembali ke barisan pasukan Muslim. Rasulullah kemudian mendekati tubuh Ubaidah. Melihat Rasulullah ada di dekatnya, Ubaidah berbicara pelan.

"Alastu syahiidan yaa Rasulallah*?" bisik Ubaidah bin al-Harits.

"Asyhadu annaka syahiidan*," jawab Rasulullah di dekat telinga Ubaidah.

Mendengar jawaban Rasulullah , seketika itu juga Ubaidah bin al-harits syahid dalam keadaan tersenyum.

Kematian ketiga jagoan Quraisy menambah semangat pasukan Muslim. Ini bisa menjadi tanda-tanda bahwa kemenangan akan berpihak kepada mereka. Sementara bagi pasukan Quraisy, yang sudah dibutakan matanya oleh nafsu amarah, kematian ketiga jagoannya dirasakan bagaikan minyak mengguyur bara api.

*"Tidakkah ini (mati) syahid ya Rasulullah?"

*"Sesungguhnya aku menyaksikan bahwa engkau (mati) syahid"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun