Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Freelancer - Pensiunan yang ingin terus menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berusaha menuliskan apa saja yang bermanfaat, untuk sendiri, semoga juga untuk yang lain

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pembunuh Berantai

9 Januari 2021   07:31 Diperbarui: 9 Januari 2021   07:40 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pukul enam lewat, Toni memenuhi janjinya.

"Kamu tinggal sendiri?" tanyanya setelah kupersilahkan duduk.

"Ya. Istri dan anakku masih di Bandung. Nantilah, kalau sudah punya rumah, aku boyong ke sini."

"Jadi di sini kamu nge-kost?"

"Ya ... begitulah. Kamu sendiri, riset apa yang mengharuskanmu datang ke kota kecil ini?"

Toni tidak segera menjawab. Dia sedikit gugup. Terlihat saat mengambil gelas dan minum. Seolah itu untuk menutup kegugupannya.

"Aku kerja di media online," jawabnya setelah meletakkan gelas. Toni kemudian menyebutkan nama sebuah media online.

"Hobimu nulis di majalah dinding rupanya kau teruskan, ya?"

"Ya, aku bertugas di bagian investigasi. Rubrik kriminal. Sudah hampir empat tahun aku jadi reporter kasus-kasus kriminal."

"Wow, menarik kayaknya."

"Awalnya iya. Setahun dua tahun aku menikmatinya. Beberapa kasus aku terlibat menyelidikinya bersama polisi. Tapi lama kelamaan bosan juga."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun