Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Freelancer - Pensiunan yang ingin terus menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berusaha menuliskan apa saja yang bermanfaat, untuk sendiri, semoga juga untuk yang lain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Merdeka dengan Menulis, Menulis untuk Merdeka

24 September 2020   13:48 Diperbarui: 24 September 2020   13:50 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KITA MENULIS, Merdeka Menulis

Yang unik dari buku ini, menurut saya adalah para penulisnya. Kita tahu dosen itu profesi yang selalu berkecimpung dengan dunia akademik dan ilmiah dengan melakukan penelitian maupun menuangkan laporan penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah seperti jurnal. Namun, sekarang mereka dituntut untuk menulis artikel yang ringan, yang lebih populer, yang 'enak' dibaca namun isinya tetap ilmiah. Sehingga walaupun tema tulisan-tulisan mereka berupa motivasi atau tips menulis, karakter 'keilmiahan' seorang dosen tetap terbawa. Seperti artikel yang ditulis oleh Tuti Agustin, seorang dosen di Universitas Sebelas Maret.

Artikel yang ditulis oleh Tuti Agustin dengan judul 'Bagaimana Cara Menulis Buku: Kiat-kiat dan Alat Bantunya', walaupun ditulis dengan gaya ringan namun tetap ilmiah karena didasari pengalamannya selama menjadi editor dan reviewer jurnal ilmiah baik nasional maupun internasional. Tulisan yang berdasarkan pengalaman juga ditulis oleh Agung Nugroho Catur Saputro dengan artikel berjudul 'Kisah Pengalamanku Menjadi Seorang Penulis: Berawal dari Penulis LKS menjadi Penulis Buku', yang mengisahkan pengalamannya menulis sampai mendapatkan royalty ratusan juta dari buku yang ditulisnya.

Buku ini sangat layak dibaca, terutama bagi para penulis pemula. Karena, berisi motivasi, bagaimana dengan menulis itu banyak hal bisa diraih: sebagai ekspresi jiwa, sebagai ibadah, sebagai bentuk sumbangsih pada negara dan motivasi-motivasi lain yang dapat menambah semangat untuk menulis. Walaupun masih banyak kendala yang dihadapi seorang penulis di Indonesia.

Kendala sebagai penulis di negeri ini ditulis oleh seorang dosen dari Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi bernama Irwan Kurniawan Soetijono di artikel berjudul 'Penulis (Belum) Merdeka'. Beliau menulis beberapa kendala yang dihadapi seorang penulis saat ini, yaitu daya baca atau daya beli masyarakat pada buku masih sangat rendah, selera orang Indonesia yang sulit ditebak karena selalu mengikuti tren, pajak penulis yang tinggi serta masih banyaknya pembajakan buku.

Nilai lebih dari buku ini adalah kata pengantar yang disampaikan oleh dua orang Rektor, yaitu Prof. Dr. Jamal Wiwiho, S.H., M.Hum, Rektor Universitas Sebelas Maret dan Prof. Dr. Sihol Situngkir, MBA., Rektor Universitas Katolik Santo Thomas Medan. Kedua rektor tersebut sangat antusias dengan terbitnya buku. Pengakuan kedua rektor ini menjadi jaminan tersendiri akan kualitas dari buku.

Buku ini menambah bukti bahwa aktivitas menulis menjadi salah satu yang bisa kita lakukan untuk turut mengisi kemerdekaan dan mengangkat derajat Indonesia sehingga setara dengan negara-negara lain yang sudah maju. Dengan membaca buku ini, diharapkan muncul penulis-penulis baru yang penuh semangat melahirkan karya pena yang bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun