Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Freelancer - Pensiunan yang ingin terus menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berusaha menuliskan apa saja yang bermanfaat, untuk sendiri, semoga juga untuk yang lain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Merdeka! Bodo Amat

14 Agustus 2020   21:37 Diperbarui: 14 Agustus 2020   21:23 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

HUT ke-75 kemerdekaan RI, ulang tahun yang paling menyedihkan. Selain karena pandemi gegara si Covid-19 yang belum mau juga berakhir, banyak kondisi-kondisi yang mengkhawatirkan terjadi. Ngga usah disebutin satu-satu, miris nulisnya, cukup satu saja saya sebut, yaitu pertumbuhan ekonomi negara yang minus 5,32 di akhir quartal kedua tahun ini. Minus tapi masih disebut pertumbuhan ya? Tak tahu lah, itu bagian guru bahasa Indonesia yang menjelaskan betul tidak istilah 'pertumbuhan' untuk sesuatu yang sebaliknya.

Artinya apa, pertumbuhan yang minusnya sampai 5,32 itu? Tak tahu lah pula awak, silahkan tanya mbah gogel saja. Walaupun sebenarnya cukup jelas dengan istilah 'minus' juga. Orang, kalau pertumbuhan 0 saja artinya ga ada pertumbuhan, ini minus?

Masih ingat saya, bagaimana presiden dikerubuti wartawan, kemudian cerita bahwa ekonomi Indonesia akan meroket, dengan menggerakkan tangan kanannya ke atas, menggambarkan roket yang meluncur. Tentu dengan mimik optimistiknya.

Mungkin lupa roketnya belum diisi bahan bakar, sehingga bukan meluncur ke atas, tapi malah nyungsep.

Tapi kan, kondisi ekonomi bukan kesalahan presiden?
Emang siapa yang nyalahin presiden? Orang cuma cerita kok, presiden pernah ngomong ekonomi yang meroket.

Lalu?
Lalu apa? Perasaan nggap perlu dijelasin deh. Pertumbuhan minus itu bagaimana. Hanya mengingatkan saja, ini baru quartal kedua lho, ada 2 quartal lagi, dan tanda-tanda pertumbuhan benar-benar tumbuh, ngga minus, belum nampak.

Yang dilakukan pemerintah hanya penghibur, itu pun untuk sebagian rakyat saja.

Maksudnya?
Saya kasih 1 saja. Pemberian bantuan 600 ribu perbulan untuk masyarakat yang gajinya di bawah 5 juta dan memiliki kartu BPJS ketenagakerjaan. Artinya, yang akan mendapatkan bantuan itu, mereka yang bekerja di perusahaan dan berpenghasilan (gaji) bulanan saja.

Terus, masalahnya apa?
Masalahnya, bagaimana dengan mereka tidak bekerja, tidak bergaji, seperti tukang cuanki, pedagang ketoprak, bibi yang jualan pecel, abang becak, supir angkot?
Jangankan keberi, mungkin mereka tambah stress mendengar info bantuan itu. Secara mereka pasti iri.

Udah itu aja, terlalu panjang. Tambah miris nulisnya.
'Bodo amat' dengan kondisi negara.

TSM, 14/08/20

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun