"Maka janganlah kalian takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kalian benar-benar orang yang beriman." (QS. Ali Imran(3): 175).
Rasa takut adalah salah satu perasaan yang dimiliki manusia. Jadi wajar kalau kita takut. Itu manusiawi. Takut tingkatannya macam-macam. Ada yang super takut itu disebut paranoid. Ada ketakutan yang pernah dialami dan tidak mau terulang lagi, itu disebut trauma.
Hehe ... itu istilah saya saja
Tentu yg ideal takut yang wajar-wajar saja.
Menurut Syeikh Al-Utsaimin rahimahullah, dalam kitab Syarah Tsalatsatul Ushul, halaman 56, takut adalah sebuah reaksi dari munculnya kekhawatiran akan terjadinya sesuatu yang membinasakan, membahayakan atau gangguan.
Rasa takut ini penting sekali dimiliki oleh kita. Bahkan kata taqwa pun konon menurut bahasa lebih dekat dengan pengertian takut. Takut kepada (siksa) Allah swt akan membuat kita rajin beribadah dan menjauhi segala yang dilarang-Nya.
Para ulama menyebutkan bahwa rasa takut ada tiga macam:
Pertama, takut tabi'at (khauf thabi'i), yaitu rasa takut yang menjadi naluri manusia, misalnya takut pada binatang buas, takut api atau takut tenggelam. Rasa takut yang seperti ini tidaklah tercela, selama pelakunya tidak sampai meninggalkan kewajiban-kewajiban atau melakukan perkara yang diharamkan.
"Karena itu, dia (Musa) menjadi ketakutan berada di kota itu sambil menunggu (akibat perbuatannya) ...." (QS. Al-Qashas(28): 18).
Demikian firman Allah swt. menjelaskan tentang ketakutan yang dialami Nabi Musa as.
Kedua, takut Ibadah (khauf ibadah), yaitu perasaan takut kepada yang disembah dan takut seperti ini tidak boleh diserahkan kepada selain Allah. Apabila dipalingkan kepada selain Allah, maka ia termasuk syirik besar.