Mohon tunggu...
Puspita Wasita
Puspita Wasita Mohon Tunggu... -

Alumni Psy U.I -Jakarta Pensiunan PLN Wil 13 Semarang Istri pensiunan PNS Deptan Dirjenkan Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Cintaku Terlarang

24 September 2018   03:57 Diperbarui: 24 September 2018   13:55 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kau laksana sinar yang merayap ranting ranting tua yang kering,

Bayanganmu membuat tubuhku hangat , nyaman serasa dipeluk semesta,

Kau bagaikan seruling pada setiap lagu nostalgiaku,

Kau pencuri hatiku yang penuh dusta,

Tahukah kau ada banyak cinta didunia ini,

Dan cinta kita adalah cinta pertemanan yang membara,

Tidak akan ada yang bisa mengerti ,

Oleh kasat mata tanpa nurani,

Cinta kita mengalir bagai air surgawi,

Tenang gemericik terasa damai dan tentram,

Biarlah biarkan mengalir sampai terhenti,

 Oleh simalakama  yang menikam rasa,

Terkulay,

Terpaksa,

Tanpa nyawa

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun