Mohon tunggu...
Unzilatul Fithri
Unzilatul Fithri Mohon Tunggu... Lainnya - Unzilatul Fithri Maulidyah

Bismillah🙃 lillahita'alah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengembangkan Potensi Anak di Masa Pandemi Agar Tidak Merasa Bosan

21 September 2020   22:30 Diperbarui: 5 Oktober 2020   05:57 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona


            Mengembangkan potensi anak bagi saya lebih penting karena tidak ada peserta didik yang tidak memiliki potensi dan setiap potensi seseorang mesti berbeda meskipun ada peserta didik yang bersaudara kembar itupun berbeda,kita tahu potensi sendiri merupakan bagian tak terpisahkan dari kemampuan besar manusia ataupun kesanggupan,daya kemampuan untuk lebih berkembang untuk mencapai tujuan.
             Sejak adanya masa pandemi ini anak¬-anak di anjurkan untuk sekolah di rumah dan orang tua yang menjadi guru bagi anak anak nya, sejak itu orang tua harus bisa membagi waktu dengan baik, karena anak-anak kita juga butuhberadaptasi dengan lingkungan di masa pandemi ini, dan anak-anak juga membutuhkan perhatian yang khusus kepada orang tuanya.
           Anak-anak yang sekolah tetapi yang bingung orang tuanya, karena tidak semua orang tua tau dan faham materi anak-anaknya yang di ajarkan di sekolah. Sebelum covid menyebar di indonesia orang tua sudah memberi tanggung jawab kepada gurunya untuk mengajari anak-anaknya, nah sekarang kebalikan,orang tua yang di mintai tanggung jawab oleh guru-gurunya untuk membimbing anaknya selama DARING atau (sekolah dalam jaringan).
           Tidak semua orang tua itu mempunyai kesabaran yang penuh kepada anaknya, ada juga orang tua yang sensitif kepada anaknya sehingga mengungkapkan emosi kepada anak-anaknya dan lagi-lagi anak-anak yang menjadi “KORBAN”. Menyekolahkan anak adalah tujuannya untuk mencerdaskan mereka, memfasilitasi mereka dengan baik supaya mereka dapat belajar dengan baik dan tenang, intinya sekolah itu membantu menggapai kesuksesan mereka.
              Salah satu untuk mengembangkan potensi anak adalah dengan bakat yang mereka punya dengan adanya bakat mereka mampu mengembangkan suatu hal yang mereka kuasai ,jadi orang terdekat harus mendororng anak untuk mengembangkan bakat yang mereka miliki dan juga terus memotivasi anak agar terus maju dan tidak pantang mundur agar mereka berhasil dengan hasil yang memuaskan.
             kesuksesan anak lebih penting mereka yang mengubah dunia menjadi indah juga berkat dari dorongan orang terdekat yang mampu memberikan motivasi agar lebih maju dan baik lagi.
            Orang tua selalu memberi motivasi kepada anaknya supaya anaknya selalu semangat untuk belajar di rumah bersama orang tua,  orang  tua selalu khawatir akan anaknya merasa bosan dengan keadaan saat ini, terkadang anak juga tidak tertarik dengan apa yang kita berikan tetapi dia tidak berani ngomong kepada orang tuanya.
            Terkadang orang tua juga tidak mempedulikan kebosenan anak, sehingga orang tua terus memerintahkan anak untuk tetap belajar, anak-anak bosan karena dia kesehariannya sebelum pandemi ini anak-anak berada di sekolah dengan jadwal yang padat dan di lakukan

bersama teman-temannya,sehingga anak anak tidak merasa bosan, tetapi sekarang anak-anak harus berada di rumah melakukan sekolah secara daring (DALAM JARINGAN) nah oleh karena itu anak-anak merasa kesepian, awal mula rasa bosan anak yaitu dia merasa kesepian dengan keadaan di masa pandemi ini.
            Kebosenan di bagi menjadi dua yaitu ’’INTERNAL dan EKSTERNAL’’ secara internal seorang yang bosan karena mereka terjebak dlm kondisi kurang imajinasi, motivasi atau konsentrasi. Sedangkan eksternal yaitu mereka merasa kesendirian atau kesepian di dalam lingkungan tersebut.
           Ketika anak merasa bosan, anak juga memberikan tanda bahwa mereka sedang  jenuh dengan aktivitas kesehariannya, artinya berikan waktu kepada anak untuk menyegarkan pikirannya agar tidak merasa bosen dengan adanya waktu sedikit untuk bermain ,jika orang tua tidak memberi sedikit luangan waktu untuk anaknya merefresh kan pikiran  maka anak itu akan merasa tertekan dan akhirnya anak itu tidak mau untuk melakukan pembelajaran yang ada dirumah ataupun mengerjakan tugas yang diberikan guru kepadanya.
              Maka orang tua harus memberikan arahan anak untuk bisa mengelolah waktu antara belajar, mengerjakan tugas dan juga bermain. Jadi anak itu tidak merasa bosen dengan pembelajaran yang di berikan sekolah kepada mereka.
             Di saat masa pandemi ini orang tua harus bekerja sama dengan guru agar anak-anak kita masih tetap bisa belajar meskipun lewat DARING (dari jaringan) jadilah orang tua yang kecakapan/ terampil karena tidak ada satupun keterampilan yang tidak bisa di pelajari.
            Jika kita ingin mendapatkan respon anak dengan baik maka sering-sering ajaklah anak untuk berkomunikasi  dengan baik karena di masapandemi ini anak-anak harus stay di rumah dan teman salah satunya adalah keluarga.
           Jika anak merasa bosan dengan belajar di rumah dan anak itupun meluapkan kemarahannya maka kita tidak boleh memarahinya balik tetapi bisa kita ajak ngomong baik-baik, ajak bermain dan bikin anak itu lupa akan kemarahannya.
            Pada saat new normal ini banyak sekolahan yang sudah mencoba aktif dalam kegiatan belajar dan pihak atasan sudah membolehkan asalkan dengan ketentuan protokol kesehatan seperti memakai masker saat keluar rumah , berjaga jarak saat komunikasi,mencuci tangan setiap saat dan juga tetap menjaga keseimbangan tubuh agar tetap sehat.

SUMBER:

https://www.kompasiana.com/akhmadmukhlis27/5f5e009bd541df7f2a1cdb02/memang-repot-mendampingi-anak-sekolah-dari-rumah-tapi

https://www.kompasiana.com/akhmadmukhlis27/5f64a1b8d541df2dd815cde3/masker-dan-ilusi-psikologi

https://www.kompasiana.com/akhmadmukhlis27/5e2aaf6e097f3672982f1552/bagaimana-jika-anak-mulai-bosan

https://www.kompasiana.com/akhmadmukhlis27/5c7cdf89ab12ae2c781e4b3e/memahami-siklus-konflik-orangtua-anak

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun