Mohon tunggu...
Unu Nurahman
Unu Nurahman Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 Leuwimunding Kabupaten Majalengka dan Dosen Fakultas Ilmu Budaya Prodi Bahasa dan Sastra Inggris Universitas Sebelas April Sumedang

Guru Penggerak Angkatan 2 Pengajar Praktik PGP Angkatan 6 dan 9 Sie, Humas Komunitas Guru Penggerak Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Tinjauan Reflektif Elektabilitas Jenderal Andika Perkasa sebagai Capres Indonesia 2024

7 April 2022   03:10 Diperbarui: 8 April 2024   12:05 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meskipun perjalanan karirnya sempat menimbulkan kontroversi, Jenderal Andika Perkasa dinilai berpeluang besar menjadi Capres Indonesia 2024. Tidak mengherankan namanya mulai dilirik oleh beberapa parpol.

Oleh Unu Nurahman

Guru SMAN 1 Leuwimunding -Majalengka

Dosen Fakultas Ilmu Budaya Prodi Sastra Ingris

Universitas Sebelas April Sumedang

Pada tanggal 17 November 2021, Presiden Jokowi resmi melantik Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima TNI. Setelah pelantikannya, banyak gebrakan yang dilakukan oleh Panglima Andika. Dilansir dari Tempo (14/03/2022), beberapa partai seperti NasDem, PSI dan PKS membuka sinyal dukungan kepada Andika untuk menjadi Calon Presiden tahun 2024. Andika dinilai memiliki tingkat elektabilitas di atas Erick Thohir, Airlangga Hartanto dan Puan Maharani.

Tanpa bermaksud mempermasalahkan SARA, penulis berpendapat ada beberapa hal yang menjadi daya tarik tersendiri Jenderal Andika sebagai Capres yaitu beragama Islam, latar belakang pendidikan dan karier militer, kepemimpinan kharismatik (charismatic leadership), dukungan popularitas mertua serta etnik Jawa yang memiliki kedekatan emosional dengan  Sunda.

Sesuai UUD 1945, Indonesia bukan negara agama. Namun demikian, masalah agama menjadi pertimbangan prinsipil pemilih. Sejarah menunjukkan, semua presiden dan wakil presiden beragama Islam. Andika Perkasa yang terlahir sebagai Katolik dengan nama F.X. Emanuel Andika Perkasa adalah seorang muslim ketika menikah dengan Diah Erwiany Trisnamurti Hendrati Hendropriyono putri Jenderal AM Hendropriyono. Dalam Islam, seorang mualaf memiliki keistimewaan sebagaimana umat Islam yang lainnya. Bahkan sering kali, dia lebih baik dari muslim sejak lahir.

Andika Perkasa memiliki latar belakang pendidikan dan karir militer yang sangat baik. Pendidikannya tidak hanya di Indonesia tetapi juga di Amerika Serikat (S-2 dan S-3). Jenderal dari Kopassus ini menyandang 5 gelar akademik S.E., M.A., M.Sc., M.Phil., Ph.D yang merupakan credit point sangat signifikan dan membanggakan  untuk seorang Capres. Seandainya berhasil, Jenderal Andika Perkasa adalah orang ketiga dari TNI yang menjadi Presiden setelah Jenderal Besar Soeharto dan Jenderal Susilo Bambang Yudhoyono.

Sebagai figur dengan kepemimpinan kharismatik, Jenderal Andika memilki rasa percaya diri (self-confident), menarik, berani mengambil resiko dan membuat perubahan, bertanggungjawab serta visioner (memilki visi yang realistik). Ketika menjadi KSAD, Jenderal Andika menghapus tes keperawanan dalam seleksi KOWAD, melakukan  pengadaan kendaraan dinas terbesar dalam sejarah bagi prajurit TNI AD, penerapan rekrutmen kopassus secara daring dan program 1000 prajurit otsus Papua.

Setelah dilantik menjadi Panglima TNI, Jenderal Andika dengan visinya yang sederhana dan realistik yaitu TNI adalah kita bermakna TNI bagian dari masyarakat Indonesia dan internasional. Kebijakan fenomenal yang dibuatnya antara lain mengganti Korpaskhas TNI AU menjadi Kopasgat, membentuk satuan baru (pusat psikologi, pengadaan dan reformasi birokrasi TNI). Pada rapat  penerimaan prajurit TNI tahun anggran 2022, Panglima TNI  Jenderal Andika Perkasa membuat aturan yang membolehkan keturunan PKI (Partai Komunis Indonesia) mendaftar anggota TNI dengan melihat dasar hukum yang ada, menghapus tes akademik dan tes renang.

Jenderal Andika memberlakukan kebijakan pola pengamanan yang menekankan pembinaan teritorial (binter) dan komunikasi sosial (komsos) di seluruh Indonesia termasuk Papua. Tidak mengherankan dia menjadi sosok yang dekat dengan rakyat. Dinamika politik global, potensi perang (international-armed conflicts) di Laut China Selatan, klaim negara lain atas perairan Natuna, dan gerakan terorisme di Papua membutuhkan figur pemimpin militer yang tegas dan memahami geopolitik, geostrategi serta wawasan nusantara seperti Jenderal Andika.

Popularitas mertua layak dipertimbangkan karena setidaknya memberikan referensi kepada pemilih. Jasa Sarwo Edhie Wibowo (Komandan RPKAD) yang dikenang oleh Rakyat Indonesia sebagai penumpas pemberontakan G30 S/PKI turut mendongkrak popularitas Susilo Bambang Yudhoyono di pilpres 2004. Kondisi yang sama mungkin terjadi kepada Andika Perkasa. Sang mertua, AM Hendropriyono adalah Kepala Badan Intelijen Negara pertama, Dia dijuluki the master of intelligence karena menjadi "Profesor di bidang ilmu Filsafat Intelijen" pertama di dunia. Semasa menjadi Perwira muda RPKAD, dia juga berjasa dalam penumpasan pemberontakan PKI PGRS/Paraku di Kalimantan tahun 1967.

Andika Perkasa dilahirkan di Bandung  pada tanggal 21 Desember 1964 dari orang tua dari suku Jawa. Asal usul tempat kelahiran maupun tempat awal bertugas menimbulkan rasa kebanggaan (sense of pride) dan kedekatan emosional (emotional closeness) bagi masyarakat Jawa Barat/Banten yang beretnis Sunda. Susilo Bambang Yudhono (SBY) lahir di Pacitan, tetapi memulai karirnya sebagai Dan Tonpan Yonif Raider Linud 330 Kostrad di Cicalengka.

Makanya tidak mengherankan kalau SBY meraih suara terbanyak di pilpres 2004 dan 2009 di Jawa Barat yang jumlah pemilihnya terbanyak se-Indonesia. Hal yang sama terjadi kepada Prabowo Subianto yang meraih kemenangan suara mutlak di Pilpres 2014 dan 2019. Prabowo pernah bertugas sebagai Dan Yonif Para Raider 328 Kostrad di Cilodong.

Hasil survey berbagai lembaga memang memunculkan the top three Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Ganjar Pranowo. Namun demikian  tidak menutup kemungkinan Jenderal Andika Perkasa menjadi kuda hitam di pilpres 2024. Bagaimanapun, SBY awalnya tidak diunggulkan tetapi kemudian menjadi Presiden Indonesia selama 2 periode.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun