Mohon tunggu...
Unu Nurahman
Unu Nurahman Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 Leuwimunding Kabupaten Majalengka dan Dosen Fakultas Ilmu Budaya Prodi Bahasa dan Sastra Inggris Universitas Sebelas April Sumedang

Guru Penggerak Angkatan 2 Pengajar Praktik PGP Angkatan 6 dan 9 Sie, Humas Komunitas Guru Penggerak Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Tinjauan Reflektif Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

24 September 2021   14:01 Diperbarui: 9 April 2024   12:30 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh:

Unu Nurahman 

CGP Angkatan 2

Kabupaten Majalengka

 

Dalam modul 3.1 Pendidikan Guru Penggerak (PGP) tentang tentang Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran (instructional leadership), saya banyak belajar tentang hal-hal penting yang berkaitan dengan perbedaan antara dilema etika dengan bujukan moral, paradigma pengambilan keputusan serta prinsip dan langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Materi-materi tersebut membuat pemahaman saya semakin terbuka, bahwa strategi pengambilan keputusan saya selama ini belum sepenuhnya tepat.

Sebelumnya pada modul 1.1 saya belajar tentang filosofi Ki Hajar Dewantara (KHD), dimana pada modul ini CGP mengenal pratap triloka yang awalnya menjadi asas pendidikan di taman siswa dan kemudian diadopsi menjadi asas kepemimpinan nasional yaitu Ing Ngarso Sun Tulada ( di depan menjadi teladan), Ing Madya Mangun Karsa (ditengah memberikan motivasi), Tut Wuri handayani (di belakang memberikan dukungan).

Hubungan dengan pengambilan keputusan adalah dimana seorang pemimpin harus benar-benar mengambil keputusan dengan baik dan bijkasana dengan melakukan uji pengambilan keputusan dulu dan memegang teguh prinsip praduga tak bersalah (presumption of innosence). Kepada seseorang yang dijadikan tersangka di pengadilan saja, prinsip itu dijungjung tinggi. 

Aplalagi kepada murid (anak didik kita) dimana dalam pembelajaran yang berpihak kepada murid, guru seharusnya menghamba kepada murid dan menuntunnya menggali potensi untuk kemajuan hidupnya. Guru yang bijak hendaknya memberikan konsekuensi atas kesalahan atau pelanggaran siswa dengan tidak mengurangi hak siswa tersebut.

Sebagai guru, kita mungkin pernah mengalami situasi dilema etika. Saat hal itu terjadi, ada nilai-nilai kebajikan mendasari pengambilan keputusan seperti:

  1. cinta dan kasih saying (love and affection)
  2. kebenaran (truth)
  3. keadilan (justice)
  4. kebebasan (freedom)
  5. persatuan (unity)
  6. toleransi (tolerance)
  7. tanggung jawab (responsibility) 
  8. penghargaan akan hidup (appreciation on life) yang disebut sebagai paradigma dalam pengambilan keputusan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun