Emas telah lama menjadi salah satu instrumen investasi favorit karena sifatnya yang cenderung stabil dan dianggap sebagai "safe haven" di tengah ketidakpastian ekonomi.
Namun, di era modern, pilihan investasi emas semakin beragam: emas fisik yang klasik atau emas digital yang praktis.
Bagi kamu yang sedang bingung memilih, artikel ini akan membahas perbandingan keduanya berdasarkan pengalaman umum, kelebihan, kekurangan, serta faktor keamanan, kemudahan jual-beli, dan potensi keuntungan.
Emas Fisik: Nyata dan Terpercaya
Emas fisik, seperti emas batangan Antam atau UBS, adalah bentuk investasi emas yang paling tradisional. Keunggulan utama emas fisik terletak pada sifatnya yang nyata, bisa dilihat, disentuh, dan disimpan langsung oleh pemiliknya. Pegang emas fisik seperti Antam menjamin rasa aman maksimal dengan sertifikat resmi yang menjamin kemurnian dan keaslian. Nilai jualnya juga cenderung tinggi, terutama untuk emas bersertifikat dari produsen terpercaya.
Namun, emas fisik memiliki beberapa tantangan:
- Penyimpanan: Simpan emas fisik di rumah perlu waspada risiko pencurian atau kehilangan yang bikin deg-degan. Banyak investor memilih menyewa safe deposit box di bank, yang tentu menambah biaya tahunan, berkisar antara Rp300.000 hingga Rp1.000.000 tergantung bank dan ukuran box.
- Kemudahan Jual-Beli: Menjual emas fisik relatif mudah jika memiliki sertifikat, tetapi kamu perlu mendatangi toko emas atau pegadaian. Harga jual (buyback) sering kali lebih rendah dari harga beli, terutama jika emas tidak disertai sertifikat atau dalam kondisi fisik kurang baik.
- Modal Awal: Membeli emas fisik sering memerlukan dana yang cukup besar, terutama untuk ukuran batangan yang lebih berat (misalnya, 10 gram atau lebih).
Berdasarkan pengalaman para investor, emas fisik menjadi pilihan utama bagi mereka yang lebih suka memegang aset nyata dan berfokus pada investasi jangka panjang. Namun, biaya penyimpanan dan risiko keamanan menjadi pertimbangan penting.
Emas Digital: Praktis dan Fleksibel
Emas digital adalah inovasi investasi emas yang memungkinkan kamu membeli, menyimpan, dan menjual emas melalui platform digital, seperti aplikasi e-commerce (Tokopedia, Shopee), fintech (DANA, OVO), atau platform khusus seperti Lakuemas dan Tamasia. Emas digital menawarkan kemudahan akses, terutama bagi generasi muda yang mobile dan terbiasa bertransaksi online.
Kelebihan emas digital meliputi:
- Modal Ringan: Mulai investasi emas digital cuma dari Rp10.000 atau 0,01 gram, super terjangkau.Â
- Transaksi Gampang: Beli-jual cepat via aplikasi, tak perlu repot ke toko emas. Plus, bisa tukar jadi emas fisik.Â
- Simpan Aman: Emas digital dijaga di brankas resmi platform, bebas risiko pencurian & biaya safe deposit box.
Namun, emas digital juga punya kekurangan:
- Risiko Platform: Keamanan investasi bergantung pada kredibilitas penyedia platform. Jika platform bermasalah atau bangkrut, ada risiko kehilangan aset.
- Selisih Harga: Harga beli emas digital sering lebih tinggi dibandingkan emas fisik karena adanya biaya administrasi platform. Saat dijual kembali, harga buyback juga bisa lebih rendah, terutama jika pasar sedang fluktuatif.
- Ketergantungan Teknologi: Kamu perlu koneksi internet dan pemahaman dasar teknologi untuk mengelola investasi ini.