Mohon tunggu...
Untari Seati
Untari Seati Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu rumah tangia biasa karena alasan seorang anak aku belajar menjadi ibu yang luar biasa

Selalu bertumbuh dengan belajar dari sang guru kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Memaknai Usiaku Menjelang 40 Tahun

25 Juni 2016   12:51 Diperbarui: 25 Juni 2016   13:19 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pada hari selasa tanggal  19 Juli 2016 nanti, usiaku genap menapaki 40 tahun, bertafakur bermuazabah diri pada Ramadan ini.

Bercermin dari beberapa hal yang telah saya lalui , saya dapatkan satu garis besar, Usia 40 tahun adalah usia manusia dititik periode emas dalam kehidupannya, seorang manusia sudah menemukan jati dirinya, bahkan ada yang mengatakan pada usia ini seperti dilahirkan kembali, jika hal baik yang kita lakukan maka di usia berikutnya akan menjadi baik adanya. Masa sebenarnya kehidupan rasanya akan sayang membuang waktu, setiap detik waktu adalah untuk melakukan ibadah, kebaikan, mengumpulkan bekal amal untuk pulang kerumah Tuhan.

Pada usia ini  mempunyai kendali emosi yang cukup stabil , bukan lagi jenis pemarah, sebaliknya seorang pemaaf dan amat memahami perasaan orang lain dengan kematangan emosi,  jiwa kesabaran nya akan terpancar lebih kharismatik. Jika itu adalah penerimaan yang timbul dari hati, menyadari segala hal akan mengalami regenerasi, karena tua itu pasti dan Dewasa adalah pilihan, mereka yang memilih menerima akan terus berkembang dengan sikap dewasa, kerena pada usia ini akan lekat dengan ilusi dan mimpi walau pada akhirnya akan kembali pada masing masing pribadi, mereka yang menerima akan lebih peka untuk mengotakkan mimpi yang tak tercapai. Mensyukuri segala hal yang terjadi adalah kehendak Takdir yang hanya bisa sedikit dibelokkan tanpa bisa di ubah.  Menjalani hidup dengan penerimaan ikhlas.

Tapi bagi mereka yang menolak, akan mengalami fenomena psikologis “puber ke 2” menurut  psikolog hal ini terjadi akibat butuhnya pengakuan ketika pada usia 40 tahun, seseorang sedang berada di puncak karier, keegoan akan meningkat yang tidak di imbangi kemampuan seksual yang baik dari pasangannya, pada akhirnya mencari perhatian dan cinta dari selain pasangannya, yang sebenarnya bisa disikapi dengan komunikasi yang baik karena keterbukaan akan mencapai keharmonisan. 

Sikap  Penolakan akan terus mengakibatkan masalah dari merubah penampilan bersolek dengan berlebihan untuk menutupi perubahan fisik yang menua, pastilah segala hal yang berlebihan akan berdampak buruk bagi kesehatan, berbagai produk kosmetik untuk menolak penuaan. Semua akan kembali.. menjadi tua itu pasti, yang bisa kita sikapi adalah menjaga kesehatan dengan menjaga pola makan yang baik dan harus terkontrol karena pada usia ini akan lebih rentan penyakit kolesterol,Gula, dan hipertensi yang menyertai jika tidak bisa menjaga kondisi.

Tumbuhnya Uban adalah pengingat kebijakan, uban adalah peringatan bahwa usia sudah memasuki senja pengingat bahwa dalam pola hidup harus berani menanggalkan segala hal keburukan tak lagi berlebihan dalam hal berpakaian dan makanan, dan yang terpenting adalah harus berani mengubah pola pikir fokus pada ibadah, karena usia terus berjalan dan dunia tidak selama nya.

Alhamdullilah dalam usia ke 40 tahun ini Alloh memberikan ku kado spesial berupa sebuah kotak. Saya tempatkan dalam hati saya, kotak yang sungguh ajaib itu saya beri nama “KOTAK PEMAHAMAN”, kotak itu akan saya buka ketika ketidak adilan diberikan kepada saya, dan kotak itu juga akan saya buka kembali di isi ketika saya sulit sekali memafkan, kotak yang juga berisi mimpi mimpi hidup yang tak tercapai, cita-cita yang belum teraih, kotak itu juga memuat semua kesalahan dimasa lalu saya, ego diri terikat di sana. 

Kesombongan yang biasanya meloncat loncat di atas kepala terikat di salah satu sudutnya, setelah segala keburukan dan kotornya hati saya berada disana saya harus menutupnya dengan las paling kuat. Agar tak bisa kembali dibuka, kotak yang serupa kaca saya bisa melihatnya tapi tidak bisa lagi menyentuhnya,  Dengan kebersihan hati, saya bisa melihatnya kembali dengan teliti dan cukup mengatakan padanya maaf aku tak bisa megambilmu kembali.

 Saya memilih menerima berkembang serupa legenda sang elang, menemukan talent saya menekuninya dengan penuh ketabahan, mengasah sisi hati untuk menjadi seorang penulis, yang menceritakan tentang kisah kisah humanis, membantu mereka yang lemah dengan segala daya, saya menyadari dimanapun saya di tempatkan harus siap dengan hambatan yang menyertainya. 

Melepaskan ego seperti elang yang menanggalkan bulu bulunya yang menebal, karena jika akan tetap saya bawa hanya akan menyulitkan saya untuk terbang lebih tinggi lagi, walaupun menyakitkan mencabuti bulu-bulu ke-egoan diri, meninggalkan kebiasaan buruk dengan niat memperbaiki ibadah yang selama ini dinomor kesekiankan, harapku  dalam menapaki 40 ku semoga Alloh menyempurnakan ikhtiarku, yang sampai detik ini  masih dan selalu, aku semogakan dalam setiap permohonan doaku, semoga..semoga dan semoga yang terbaik selalu.

Legenda tentang perjalanan usia seekor elang yang bisa mencapai 70 tahun dengan pilihan di usia ke 40 tahun berhenti dengan tanpa perubahan atau memilih terbang ditempat tertinggi sebuah gunung untuk bertranformasi selama 150 hari merontokkan semua bulunya yang menebal mematahkan paruh lamanya yang semakin bengkok dan mencopoti  cakarnya, menunggunya hingga tumbuh kuat paruh, bulu dan cakarnya menjadi elang baru terbang lebih tinggi lagi menuju usia 70 tahunnya, semoga dapat memberikan inspirasi dan keyakinan terlebih bagi teman teman yang juga usianya menjelang usia 40 tahun. Hidup adalah pilihan, memilih Untuk binasa tanpa perubahan, atau berkembang dengan menanggalkan segala keburukan.

Cengkareng 25 Juni 2016 by Untari Seati

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun