Mohon tunggu...
Herlin Variani
Herlin Variani Mohon Tunggu... Guru - Penulis Parents Smart untuk Ananda Hebat, Guru, Motivator

Penulis Parents Smart untuk Ananda Hebat, Guru, Motivator

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Design Mimpi

9 Desember 2020   10:03 Diperbarui: 9 Desember 2020   11:20 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Penulis Parents Smart untuk Ananda Hebat

Cerca dan caci datang silih berganti. Walau begitu tak perlu sakit hati. Apalagi sampai membenci. Jadikan itu sebagai melodi indah penggiring mimpi. Semakin disakiti semakin perkokoh pertahanan diri.

Tak perlu membenci apalagi mendendam. Tak perlu membalas. Akan lebih indah jika memaafkan. Ubah sakit yang hadir menjadi kekuatan. Balas cerca dengan karya. Terus saja mengukir mimpi. Wujudkan mimpi menjadi prestasi.

Abaikan sorak sorai melemahkan. Tatap masa depan dengan penuh keyakinan. Beri kepercayaan pada diri sendiri. Untuk mewujudkan mimpi-mimpi.

Jangan sibuk memikirkan dan mengurus sesuatu yang tiada arti. Stop menghabiskan energi hanya untuk hal yang sia-sia. Mending design mimpi-mimpi anda.

Yuk, ikuti step demi step dalam mendesign mimpi yang telah tersusun rapi. Agar mimpi menjadi prestasi. Semua itu telah disusun sejak duduk di sekolah menengah atas. Diantaranya adalah sebagai berikut:

Pertama; tentukan keputusan. Imajinasi bebas dalam berfantasi. Terkait harapan dan keinginan untuk melakukan apa di masa sekarang dan di masa depan nanti. Begitu pun dalam bermimpi. Bebas dan merdeka.

Agar mimpi lebih tertata. Agar cita mampu menjelma menjadi karya berharga. Kita mesti segera menentukan pilihan. Ambil keputusan. Mau melangkah ke mana. Saya pikir begitu. Bagaimana menurut sahabat pembaca?

Hal itu juga yang saya lakukan sejak duduk di bangku sekolah menengah atas. Saya memutuskan dan memantapkan hati menjadi seorang guru. Berbagai pertimbangan dan harapan yang ingin diwujudkan melalui status sebagai seorang pendidik. Hal ini membuat hati kian yakin dalam menjatuhkan pilihan.

Kedua; tuliskan. Pada hakekatnya manusia itu pelupa. Jangankan terkait impian yang tak terlihat, terhadap sesuatu yang terlihat saja mereka kerap lupa. 

Contoh kecil, lupa dimana meletakkan barang-barang tertentu. Akibatnya kalang kabutencari ketika dibutuhkan.

Eit, tapi tak perlu khawatir. Agar tak gampang lupa. Apalagi terkait impian dan cita-cita, tulisa semuanya dengan rapi. Letakkan ditempat yang bisa terlihat setiap hari. Sebagai pengingat bahwa kita memiliki impian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun