Mohon tunggu...
Herlin Variani
Herlin Variani Mohon Tunggu... Guru - Penulis Parents Smart untuk Ananda Hebat, Guru, Motivator

Penulis Parents Smart untuk Ananda Hebat, Guru, Motivator

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Racun-racun Pembunuh Potensi (2): Musnahkan Mental Block dalam Diri

1 Desember 2020   23:10 Diperbarui: 2 Desember 2020   11:46 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Penulis Parents Smartuntuk Ananda Hebat

-Dalam penelitiannya, Dr. Tasha Eurich menemukan 95% orang merasa diri mereka memiliki self-awareness, namun kenyataannya hanya 15% dari mereka yang benar-benar sadar diri.-

Manusia terlahir ke dunia dianugrahi potensi besar yang ada dalam dirinya oleh Sang Pencipta. Sebuah skill sebagai bekal dalam menapaktilasi perjalanan yang berliku telah hadir sejak terlahir ke dunia.

Keunggulan pada masing-masing anak manusia yang sejatinya telah melekat akan berkembang pesat jika diasah dengan telaten. Enggan mengasih potensi akan membuat seseorang merugi.

Agar benih-benih potensi dahsyat dalam diri kian berkembang pesat, tak hanya diperlukan ketelatenan dalam mengasah potensi-potensi tersebut. 

Namun perlu diwaspadai, racun-racun yang dapat menjadi predator dan dapat meluluh lantakkan potensi diri. Racun-racun pembunuh potensi tersebut diantaranya adalah:

1. Pikiran negatif

2. Anti kritik

Ketiga, feel-good effect. Merasa puas dan bahagia dengan capaian yang diperoleh hari ini. Mampu melihat hal-hal baik dari diri sendiri. Namun lupa melihat kekurangan diri.

Fokus dengan kelebihan yang dimiliki. Tak menyadari kekurangan yang ada. Akibatnya enggan meningkatkan dan mengembangkan potensi karena merasa diri sebagai sosok terbaik.

Tanpa disadari, sikap seperti ini merupakan wujud dari kesombongan yang perlahan akan membuat langkah stagnan. Bahkan, bukan tak mungkin ini mematikan potensi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun