Mohon tunggu...
Herlin Variani
Herlin Variani Mohon Tunggu... Guru - Penulis Parents Smart untuk Ananda Hebat, Guru, Motivator

Penulis Parents Smart untuk Ananda Hebat, Guru, Motivator

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Rupa-rupa Roman Guru

29 November 2020   11:26 Diperbarui: 29 November 2020   18:36 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Penulis Parents Smart untuk Ananda Hebat

Paparan tentang corak pada guru ini sungguh menggelitik. Hingga mencuat tanya dalam diri. Saya termasuk golongan yang mana. Hehehe. Semoga masuk golongan yang terbaik lah ya.

Menurut nara sumber saat itu, yakni Bu Ammy Fiddyanti,S.Si,M.Pd, ada beberapa tipe guru. Diantaranya:

Dokpri. Ammy Fidyanti, S.Si,M.Pd
Dokpri. Ammy Fidyanti, S.Si,M.Pd

Pertama: Guru nyasar. Istilah ini sungguh terlihat kocak dan unik. Hingga saya tertawa membacanya. Di zaman sekolahan dan di kampus, saya sempat mengenal istilah siswa dan mahasiswa salju. Salah jurusan.

Tersebut salju, karena siswa ini terlanjur masuk jurusan IPA. Namun ternyata kemampuan dan bakatnya cocok untuk ilmu-ilmu sosial. Begitu pun sebaliknya. 

Di dunia kampus tak jarang juga kita temui mahasiswa salju. Kuliah dijurusan yang sedang ditekuninya karena memenuhi keinginan pihak-pihak tertentu.

Kadang memilih jurusan tertentu karena berpikir, jurusan itu prospek kerjanya lebih menjanjikan. Yang lebih bahaya lagi, memilih konsentrasi tertentu dari pada tidak kuliah. Ini cukup berbahaya.

Kondisi seperti ini bisa berdampak membuat seseorang kurang bersungguh-sungguh dalam menekuni pilihannya. Begitu jiga jika hal ini menimpa seorang pendidik.

Berkarir sebagai seorang guru, karena kebetulan hanya peluang ini yang didapat. Atau hanya ingin memenuhi keinginan pihak-pihak tertentu. Menjadi seorang guru bukan karena keinginan yang terlahir dari hati, ini akan membuat kualitas pengabdian  menurun.

Akibatnya, terlahirlah sebagai sosok pendidik yang asal tanggung jawab selesai. Pekerjaan tuntas. Enggan meng-upgrade diri. 

Kerap mempersembahkan segala sesuatu terkait pembelajaran pada siswa yang sifatnya biasa-biasa saja. Jarang memberikan sesuatu yang istimewa dan berkualitas.

Kedua: Guru bayar. Nah, ini tipikal guru yang akan berbuat sesuai kekuatan imbalan yang akan diterima. Semakin tinggi honor yang menanti, semakin berisi yang akan dipersembahkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun