Lembaran kertas yang awalnya hanya berisi beberapa kalimat saja, kini mulai membentuk sebuah paragraf. Seiring berjalannya waktu, tak hanya surat cinta yang dikirimkan pada sang guru.
Terkadang cerita kesehariannya pun tertulis rapi dalam beberapa halaman kertas. Tanpa disadari, siswi yang awalnya tak suka menulis, kini telah lihai menulis.Â
Soal-soal ulangan Bahasa Indonesia yang kadang terlihat panjang karena banyak teks bacaan mulai disukainya. Bahkan ia terlihat antusias terhadap teks bacaan yang dulu dianggapnya tak menarik sama sekali.
***
Sejatinya, profesi sebagai seorang guru merupakan hal yang sangat menyenangkan. Berdamai dengan setiap keluhan siswa yang datang akan membuat kebahagiaan berpendar di relung hati.Â
Dengan begitu, sebagai guru kita bisa terbebas dari tekanan ketika capaian siswa tak sesuai harapan.
Apalagi jika kita menyadari, bahwa tujuan pendidikan yang sesungguhnya merupakan untuk pembentukan karakter seseorang. Seperti yang dipaparkan oleh Charllote Mason dalam buku "Cinta yang Berpikir."
Maka dari itu, hendaknya pendidikan akademis kita jadikan sebagai sarana melatih kebiasaan baik terhadap diri siswa. Bukan hanya mengejar ketuntasan nilai berupa angka-angka di atas kertas.
Ada nilai yang lebih prioritas dari pada itu semua. Yakni nilai-nilai kebaikan sebagai manusia seutuhnya yang dapat menyebar benih-benih kebermanfaatan untuk lingkungan di sekitarnya.
Ruang Mimpi, 28 November 2020